Politisi Mulai Lontarkan Pansus Merpati

Jumat, 13 Mei 2011 – 23:43 WIB

JAKARTA - Satu per satu, dugaan kejanggalan dalam pembelian pesawat MA-60 dari China untuk Merpati Nusantara Airlines terus dilontarkanKarenanya, bukan tidak mungkian DPR membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mengungkap dugaan patgulipat di balik pembelian MA 60 yang ternyata tidak sesuai standar Federation Aviation Administration (FAA) itu.

Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, menyatakan, hal yang perlu diungkap adalah motif pembelian MA60

BACA JUGA: Awas, Provokasi Israel!

"Masalah nyawa itu penting
Harus ada penjelasan soal ini

BACA JUGA: Calon PAN Menang di Pemilukada Bombana

Kalau penjelasan tidak memuaskan, kita dorong Pansus," ujar Priyo di gedung DPR, Jumat (13/5) sore.

Salah satu yang menjadi pertanyaan, imbuh Priyo, karena MA60 yang tidak mengantongi sertifikat FAA ternyata dibeli untuk melayani kebutuhan transportasi udara di tanah air
"Atas motif apa? Kenapa tidak memilih pesawat yang teruji dari FAA?" ucapnya.

Lebih lanjut politisi Golkar itu mengaku baru saja menerima kiriman surat elektronik (email) dari mantan Presiden RI, BJ Habibie

BACA JUGA: Eva K Sundari Pidato soal Myanmar di Parlemen Australia

Priyo mengungkapkan, dalam email tersebut Habibie membeberkan bahwa pesawat N250 buatan dalam negeri sebenarnya sudah mengantongi 900 jam terbangSedangkan untuk mendapat sertifikat FAA, dibutuhkan 1600 jam terbang.

Hanya saja, lanjut Priyo, proyek N250 itu harus dihentikan atas tekanan asingSecara tersirat Priyo yakin N250 buatan PT Dirgantara Indonesia lebih unggul dibanding MA 60.

"Tapi ini tidak ada hujan, tidak ada angin, kok membeli pesawat MA 60 buatan China yang belum mengantongi sertifikat FAASiapa ini yang terlibat?" tandas Priyo(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kamaruddin jadi Pengacara Rival Bisnis Nazaruddin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler