JAKARTA – Langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tegas mencoret calon anggota legislatif (caleg) lima partai politik di sejumlah daerah pemilihan (dapil), dinilai tidak sampai menimbulkan trauma bagi kaum perempuan secara umum.
Apalagi jika disebut mengakibatkan penurunan ketertarikan perempuan untuk terjun ke dunia politik. Paling tidak menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Nurul Arifin, di partainya hal tersebut tidak terjadi.
“Kalau disebut trauma, saya kira itu personal. Apalagi perempuannya seperti saya yang memang senang tantangan. Di Golkar kader perempuan kita itu sampai saat ini sangat banyak. Bahkan waktu saya bersama Tantowi Yahya diminta mencari kader perempuan dari kalangan artis (untuk ditempatkan sebagai bacaleg,red), kita justru dimarahi kader perempuan kita di Golkar. Mereka bilang di dalam sendiri sudah sangat banyak, buat apa mencari dari luar,” kata Nurul di gedung KPU, Jakarta, Jumat (14/6).
Karena itu anggota Komisi I DPR RI ini sangat mengapresiasi sikap KPU yang dinilai cukup tegas. Apalagi disebutkan pencoretan akibat konsekwensi tidak dipenuhinya persyaratan penempatan minimal 30 persen caleg perempuan di setiap dapil dan persyaratan keterwakilan satu caleg perempuan di setiap tiga caleg yang ada.
“Ini pelajaran serius supaya partai tidak lagi main-main dalam penempatan caleg perempuan. UU tentang perempuan ini kan sudah diatur sejak 10 tahun lalu. Kalau tidak beri ketegasan, maka UU tersebut akan pernah dilaksanakan,” katanya.
Nurul yakin kebijakan ini justru sebagai angin segar bagi kaum perempuan untuk dapat lebih terpanggil terjun ke dalam dunia politik. “Kader perempuan sudah waktunya tidak hanya mengurus dapur partai, tapi juga masuk ke ruang tamu hingga ke teras depan,” katanya.(gir/jpnn)
Apalagi jika disebut mengakibatkan penurunan ketertarikan perempuan untuk terjun ke dunia politik. Paling tidak menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Nurul Arifin, di partainya hal tersebut tidak terjadi.
“Kalau disebut trauma, saya kira itu personal. Apalagi perempuannya seperti saya yang memang senang tantangan. Di Golkar kader perempuan kita itu sampai saat ini sangat banyak. Bahkan waktu saya bersama Tantowi Yahya diminta mencari kader perempuan dari kalangan artis (untuk ditempatkan sebagai bacaleg,red), kita justru dimarahi kader perempuan kita di Golkar. Mereka bilang di dalam sendiri sudah sangat banyak, buat apa mencari dari luar,” kata Nurul di gedung KPU, Jakarta, Jumat (14/6).
Karena itu anggota Komisi I DPR RI ini sangat mengapresiasi sikap KPU yang dinilai cukup tegas. Apalagi disebutkan pencoretan akibat konsekwensi tidak dipenuhinya persyaratan penempatan minimal 30 persen caleg perempuan di setiap dapil dan persyaratan keterwakilan satu caleg perempuan di setiap tiga caleg yang ada.
“Ini pelajaran serius supaya partai tidak lagi main-main dalam penempatan caleg perempuan. UU tentang perempuan ini kan sudah diatur sejak 10 tahun lalu. Kalau tidak beri ketegasan, maka UU tersebut akan pernah dilaksanakan,” katanya.
Nurul yakin kebijakan ini justru sebagai angin segar bagi kaum perempuan untuk dapat lebih terpanggil terjun ke dalam dunia politik. “Kader perempuan sudah waktunya tidak hanya mengurus dapur partai, tapi juga masuk ke ruang tamu hingga ke teras depan,” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Bakal Depak Satu Menteri PKS
Redaktur : Tim Redaksi