jpnn.com - JAKARTA – Mantan petugas penghubung atau liaison officer (LO) pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilihan presiden Juli lalu, Yanuar Arief, mengatakan pelaksanaan Pemilu 2014 patut diapresiasi. Karena jauh lebih baik dibanding pelaksanaan pemilu sebelumnya.
Terutama dari segi penyelenggara, kata Yanuar, Komisi Pemilihan Umum (KPU) kini mampu menjadi rumah bersama bagi seluruh partai politik peserta pemilu maupun masyarakat sebagai pemegang hak suara untuk menentukan pilihannya.
BACA JUGA: Surabaya Raih Penghargaan Internasional untuk Layanan Publik
“KPU membuka akses yang besar bagi publik untuk mengetahui semua data terkait penyelenggaraan pemilu. Penyelenggaraan pemilu 2014 menerapkan azas akuntabilitas. Jadi pemilu 2014 patut diapresiasi. Penyelenggaraan jauh lebih baik,” katanya dalam diskusi bertema Evaluasi Pemilu 2014, Sebuah Pembelajaran, di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (9/10).
BACA JUGA: Inilah Kelemahan KPK Versi Busyro
Meski mengapresiasi, namun politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini memberi beberapa catatan untuk perbaikan ke depan. Antara lain terkait daftar pemilih, menurut Yanuar, kurang akurat antara data ril di lapangan dengan yang tercatat di pusat data KPU.
“Daftar pemilih jadi hal yang tidak selesai dari pemilu ke pemilu, walau Kementerian Dalam Negeri sudah menjamin tidak ada lagi masalah. Kenyataannya, baik dalam pileg (pemilug legislatif) atau pilpres (pemillihan presiden), data pemilih masih menjadi masalah,” ujarnya.
BACA JUGA: Pimpinan Komisi DPR Bisa Dipilih Tanpa Voting
Hal senada juga disampaikan mantan LO pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Sudyatmiko Aribowo. Menurutnya, data pemilih sudah bermasalah sejak data diberikan oleh Kemendagri berupa Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4). Buntutnya, kata Miko, masalah terus mengemuka saat dimutakhirkan oleh KPU.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jero Wacik Bantah Lakukan Pemerasan
Redaktur : Tim Redaksi