Politisi Senayan Tuding Polisi Salah Sasaran

Terkait Insiden Penembakan di Bali

Selasa, 20 Maret 2012 – 23:23 WIB

JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboebakar Alhabsy, menilai polisi tidak profesional lagi dan ceroboh dalam kasus penembakan lima orang yang diduga sebagai teroris di Bali. Aboebakar menganggap polisi salah sasaran.

“Penembakan teroris di Bali adalah salah sasaran, mereka sebenarnya orang yang diduga perampok yang melakukan perampokan di Ciputat,” kata Aboebakar di Jakarta, Selasa (20/3).

Setelah salah sasaran, kata dia,  polisi mulai mencari pembenaran dengan mengatakan bahwa kelompok teroris itu adalah pelaku yang merampok di CIMB Medan. “Nah, ternyata salah lagi karena korban yang diduga teroris beragama memiliki basis agama yang berbeda dengan kelompok Medan, apalagi mereka sempat pesan perempuan di hotel,” kata Aboebakar.

Pria yang karib disapa Habib itu mengatakan, dalih yang disodorkan polisi itu tidak bisa digunakan lagi. “Janganlah Indonesia ini dijadikan lahan latihan bermain perang perangan, sudah cukup puluhan orang mati ditembak tanpa proses persidangan,” katanya.

Dijelaskannya, hari ini Polda Bali merilis mereka yang tewas tertembak itu bukanlah teroris, namun perampok lokal yang hendak menjalankan aksinya.  “Saya dengar hasil olah TKP ditemukan barang bukti berupa Pistol FN, kaliber 11 mm dan munisi kaliber 9 mm. Saya kira teroris yang bodoh saja yang menggunakan senjata tersebut. Karena amunisi 9 mm tidak bisa digunakan di pistol kaliber 11 mm, diameternya terlalu kecil,” jelasnya.

Dia melihat adanya pelanggaran HAM dalam kasus itu. “Mereka main tembak mati saja," ucapnya.

Habib menanyakan tidak diterapkannya Peraturan Kapolri) Nomor  8 Tahun 2009 tentang Penerapan HAM di Kepolisian. "Saya khawatir ini sudah jadi kebiasaan, kalau ada polisi salah tembak mereka langsung bilang  korban adalah teroris, sebagai bentuk pembenaran. Ini kan tidak benar,” pungkasnya.

Dia menegaskan lagi, Kapolri harus melakukan pemeriksaan internal. Menurutnya, perlu audit investigatif atas tindakan aparat yang tak prosedural ini. “Jangan sampai isu terorisme dijadikan alasan pembenar untuk membunuh orang,” pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Imigrasi Pastikan Mochtar Masih di Dalam Negeri

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler