jpnn.com, JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso angkat bicara perihal kritik terhadap pihak Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) saat perseteruan Anggota DPR Arteria Dahlan dengan Anggiat Pasaribu yang memaki ibunya di Bandara Soekarno-Hatta.
Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso melihat pihak Polres Bandara Soeta telah menjadi korban aksi saling lapor dari kedua belah pihak.
BACA JUGA: Sekurang Ajar Itu Anggiat kepada Ibunda Arteria, Minta Maaf, Terima Kasih
"Polres Bandara Soetta justru yang jadi korban dalam perkara ini, karena menjadi serbasalah," kata Sugeng kepada JPNN.com, Kamis (25/11).
Pria kelahiran 13 April 1966 itu mengatakan pihak Arteria Dahlan sebelumnya mengkritisi perlakuan anggota Polres Bandara Soetta, karena merasa laporannya diabaikan.
BACA JUGA: Kombes Hengki Geram, Sambodo Menunjuk Mobil Komando Pemuda Pancasila
Sementara itu, kata Teguh, pimpinan Polres Bandara Soetta dipersoalkan MKD terkait pemanggilan Arteria Dahlan yang anggota DPR.
Sebelumnya, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Habiburokhman meminta Kapolres Bandara Soekarno-Hatta dievaluasi jika memeriksa anggota DPR RI Arteria Dahlan tanpa izin presiden.
BACA JUGA: Ditunjuk Anies Jadi Ketua Pelaksana Formula E, Sahroni Singgung Cita-Cita Presiden Jokowi
Habiburokhman juga menyayangkan perlakuan diskriminatif oleh anak buah Kombes Edwin terhadap Arteria Dahlan.
Sesuai penjelasan yang diterima Habiburokhman, Arteria mengaku tidak dilayani polisi di Bandara Soetta sebelum mengetahui politikus PDIP itu seorang anggota DPR.
"Memang ada tindakan-tindakan pembedaan yang saya dengar dari Pak Arteria. Pak Arteria tidak mengaku sebagai anggota DPR ketika masuk ke Polres Bandara beliau tidak dilayani dahulu, yang dilayani orang yang mengaku berpangkat itu. Itu salah satu yang perlu kami evaluasi," tutur Habiburokhman.
Diketahui, Anggiat Pasaribu yang sempat mengaku anak jendetal TNI bintang tiga telah mencabut laporannya di Polres Bandara Soetta.
Anggiat juga sudah meminta maaf kepada Arteria Dahlan dan ibunya. Mereka berdamai. (cr3/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama