Polresta dan Kodim Batam Tangkap Jaringan Dokter Bodong

Rabu, 08 Oktober 2014 – 23:27 WIB
Inilah dokter bodong yang ditangkap Polresta dan Kodim Batam. Foto: Batam Pos/JPNN.com

jpnn.com - BATAM - Hari Syahputra,21, Syariful Anwar, 47, Jhon, 24 dan Yunus, 32, empat jaringan yang mengaku sebagai dokter ditangkap oleh anggota Kodim Batam. Mereka ditangkap karena menjual berbagai jenis obat kanker palsu kepada warga seharga Rp 800 ribu per strip.

Aksi penipuan berkedok jualan obat dan mengaku dokter penyakit dalam itu terungkap saat salah satu dokter yang praktek di mako Kodim Batam mencurigai obat-obatan yang dijual para pelaku itu saat memberikan sosialisasi pencegahan kanker dan tumor ke warga Kodim, Senin (6/10) malam.

BACA JUGA: Cekcok, Istri dan Ipar Diracun

Dokter bodong dari kota Medan ini diotaki oleh Hari Syaputra dan Sarifudin warga. Yunus berperan sebagai supir sementara Jhon berperan sebagai humas Yayasan Sehat Cinta Insan Kanker Indonesia (Yaski) yang didirikan oleh Sarifudin.

Modus yang dilakukan keempat pelaku ini tergolong rapi dan nyaris tak ketahuan. Ide penipuan ini bermula dari aksi iseng Sarifudin yang sehari-harinya bekerja sebagai jasa iklan di kota Medan yang mencoba membuat yayasan bodong. "Mula iseng saja pak," kata Sarifudin, seperti dilansir Batam Pos (JPNN Grup), Rabu (8/10).

BACA JUGA: Sarjana Hukum Bawa Kabur Mahasiswi

Setelah belejar banyak dari internet tamatan SMA itupun mengajak Hari, pria tamatan SMK Jurusan Mesin. Hari dinobatkan Sarifudin sebagai dokter dengan terlebih dahulu mengikuti pelatihan penyuluhan kanker di Jakarta selama tiga bulan. ”Setelah itu baru rekrut Jhon dan Yunus karyawan lainnya,” ujar Sarifudin.

Setelah mantab dengan yayasan dan peran masing-masing pelaku, komplotan ini mulai menjalankan aksi penipuan. Mereka membeli obat herbal per botol Rp 55 ribu melalui pembelian jasa online, obat itu kemudian dijual ke warga seharga Rp 800 ribu per botol.

BACA JUGA: Dana dari Pemda Dipangkas, Wartawan Media Tak Jelas Mengamuk

“Itu obat herbal biasa tapi kami ganti label jadi obat kanker dan tumor seperti yang dilihat di internet,” ujar Hari.

Agar meyakinkan pembeli, jaringan dokter bodong ini, terlebih dahulu memberikan sosialisasi ke instansi, kantoran ataupun perkumpulan warga atas nama Yaski tentang pencegahan penyakit kanker dan tumor.

Jaringan ini sudah berhasil menipu sejumlah warga di kota Medan, Pekanbaru dan Batam. ”Di Medan dan Pekan Baru, kami datangi ke perkumpulan tempat ibadah, instansi pemerintah, polisi dan TNI. Tapi kalau di Batam baru di HKI Bengkong dan di Kodim itu yang kedua kali,” ujar Sarifudin.

Sekali menggelar sosialisasi, jaringan ini bisa meraup keuntungan puluhan juta dari hasil penjualan obat kanker bodong itu. "Keuntungan kami bagi rata-rata Rp5-Rp6 juta dalam sebulan. Itu diluar modal beli obat online," ujar Sarifudin.

Aksi penipuan itu sudah berlangsung sejak awal tahun 2013 lalu. Kasat Reskrim Polresta Barelang kompol Didik Efriyanto membenarkan penangkapan jaringan penipuan itu. ”Mereka beli obat herbal yang harganya murah dijual sangat mahal, obat itupun bukan obat kanker dan tumor,” kata Didik. (eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurir Narkoba Sembunyikan Ekstasi di Kue Bolu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler