JAKARTA - Kartu Indonesian Automatic Fingerprint Identification (Inafis) yang merupakan proyek polri, menuai sorotan. Pasalnya, data-data warga yang dimasukkan ke dalam Inafis Card itu, tidak berbeda dengan data-data yang ada di Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).
Nah, rupaya Mendagri Gamawan Fauzi tak diajak koordinasi oleh kapolri terkait proyek Inafis itu. "Wah, saya tak tahu," ujar Gamawan Fauzi saat ditanya mengenai proyek Inafis itu di kantornya, Kamis (19/4).
Gamawan juga ogah menanggapi pertanyaan terkait kemiripan data warga yang dimasukkan ke Inafis Card, dengan data di e-KTP. "Mestinya tanya ke Kapolri," kilahnya lagi.
Dia hanya menduga, Inafis Card kemungkinan tidak diberlakukan untuk semua warga. "Tapi gak bisa saya komentari," imbuhnya.
Yang jelas, lanjutnya, untuk proyek e-KTP, pihak kepolisian selalu diajak rapat koordinasi, karena menyangkut dengan pengawasan. Bahkan, sesuai dengan UU, instansi lain yang memerlukan data yang ada di e-KTP, termasuk kepolisian, bisa meminta ke mendagri.
Di tempat terpisah, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan, Inafis Card tidak akan bertentangan dengan program e-KTP. Menurutnya, justru kedua program ini saling melengkapi.
Seperti diberitakan, Inafis Card dibuat bersamaan dengan pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM), dengan biaya Rp35 ribu. Inafis Card ini menurut pihak kepolisian, dianggap penting untuk kepentingan identifikasi.
Inafis Card ini akan memuat identitas warga, antara lain nama, tempat tanggal lahir, disertai foto, dilengkapi sidik jari. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paskah: Penyidik Punya Bukti Baru
Redaktur : Tim Redaksi