jpnn.com - JPNN.com — Polri, khususnya Densus 88 Anti Teror, telah berhasil menggagalkan rentetan ancaman terhadap perayaan Natal, dari tiga kelompok jaringan terror.
Praktis, Korps Bhayangkara menerima banyak pujian atas kinerjanya berhasil mencegah ancaman teror saat hari raya natal.
BACA JUGA: Teroris Purwakarta Bikin Surat untuk Polisi, Nih Isinya
Namun, lembaga yang dipimpin Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu tidak mengendorkan pengamanan, diprediksi masih ada ancaman saat perayaan tahun baru.
Kepala Humas Persekutuan Gereja-geraja Indonesia Jeiry Sumampow menuturkan, proses perayaan Natal 2016 secara umum berlangsung sangat lancar aman dan khidmat.
BACA JUGA: So Sweet, Derby Romero Lamar Kekasih di Momen Natal
Hal tersebut mau tidak mau karena ada peran dari pengamanan yang dilakukan Polri. ”Beberapa hari sebelum Natal pengamanan petugas telah dilakukan,” terangnya.
Beberapa minggu sebelum natal, Polri telah menganggalkan percobaan aksi yang menargetkan hari raya Natal dan tahun baru.
BACA JUGA: Terduga Teroris Berniat Serang Polisi Pakai Golok
Diantaranya, bom panci Bekasi, kelompok Adam cs dan kelompok Abu Faiz yang dilumpuhkan di Jatiluhur. ”Pada Polri, khususnya Densus 88 Anti Teror, kami mengucapkan terima kasih,” ujarnya.
Apalagi, saat malam Natal itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan PLT Gubernur Sumarsono berkeliling ke sejumlah gereja di Jakarta.
Kebijakan tersebut tentunya memberikan rasa aman pada umat yang merayakan Natal.
”Kunjungan itu sangat dalam maknanya, lembaga pemerintahan berupaya maksimal memberikan rasa aman,” jelasnya.
Selanjutnya, diharapkan kepolisian juga tidak lengah untuk bisa mengamankan momentum perayaan tahun baru yang akan tiba dalam beberapa hari kedepan.
”Saat ini sudah on the track pengamanannya. Semoga aman seterusnya, tahun baru juga,” paparnya dihubungi Jawa Pos kemarin.
Pengamanan di gereja dilakukan dengan ekstraketat, dari petugas bersenjata lengkap hingga metal detector.
Sebenarnya, masyarakat Jakarta yang merayakan Natal di Jakarta sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
Namun, apresiasi yang jauh lebih besar akan muncul bila pola pengamanan yang dilakukan representatif untuk kegiatan ibadah semacam perayaan natal.
”Untuk yang belum terbiasa, saat beribadah melihat senjata yang merupakan simbol-simbol kekerasan tentu kurang pas,” ujarnya.
Dia mengatakan, bukan berarti pengamanan yang dilakukan Polri salah. Namun, bila memang ada pola lain yang lebih ramah terhadap aktivitas ibadah tentu akan lebih elok.
”Kalau ada pola yang lebih soft, tentu masyarakat akan semakin mempercayai Polri,” terangnya.
Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat Ridha Salamah mengatakan, kesuksesan pengamanan Natal 2016 tidak semata ada di tangan kepolisian saja.
Tetapi lebih pada kesuksesan koordinasi antara lembaga-lembaga terkait. Termasuk juga koordinasi antara tokoh-tokoh agama.
’’Intinya telah tercipta kerukunan. Tidak boleh ada yang dengan cepat menuding intoleran ke pihak lain,’’ jelasnya.
Terkait dengan aksi polisi menangkap sejumlah teroris, Ridha juga memberikan apresiasi. Namun lebih dari itu, aparat penegak hukum harus utuh dalam melindungi NKRI.
Dia mengatakan yang mengancam keutuhan NKRI itu tidak hanya paham radikalisme agama saja.
Selebihnya paham pluralisme agama, sekulerisme agama, dan liberalisme agama menurut dia juga berpotensi mengancam keutuhan NKRI.
Sehingga polisi tidak boleh tebang pilih hanya fokus menggarap ancaman dari kelompok radikalisme agama saja.
Tetapi juga harus menangani kelompok yang lainnya itu. ’’Masyarakat sekarang sudah cerdas. Polisi harus transparan dalam menegakkan hukum menjaga keutuhan NKRI,’’ pungkasnya.
Sementara pendalaman terhadap kelompok teror pimpinan Abu Faiz yang dilumpuhkan di Jatiluhur, Purwakarta terus dilakukan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri Brigjen Rikwanto menuturkan, awalnya kelompok Abu Faiz tersebut mengontrak di Bandung.
”Tapi, saat itu mereka banyak ditanya warga. Akhirnya mereka memutuskan untuk pindah,” ujarnya.
Karena itu, penggeledahan dilakukan Densus 88 Anti Teror kemarin. Penggeledahan itu dilakukan untuk mencari barang bukti lainnya.
”Yang penting, sebenarnya alasan mengapa kelompok teror ini memutskan pindah, sebabnya karena masyarakat banyak yang bertanya soal identitas mereka. Ini perlu untuk terus dilakukan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Rikwanto mengatakan bahwa barang bukti yang ditemukan bekas kontrakan di Bandung adalah timbangan dan sejumlah paku.
Pantas, petugas memprediksi bahwa kelompok tersebut menunggu pengiriman bahan peledak. ”Bisa jadi memang untuk bom,” terang jenderal berbintang satu tersebut.
Dia mengatakan, untuk Rizal dan Irvan saat ini masih dilakukan pemeriksaan di Mako Brimob Kelapa Dua.
Pemeriksaan mengarah pada apakah masih ada keterlibatan pihak lain, sekaligus memastikan terkait penggunaan timbangan dan paku tersebut. ”Masih diperiksa terus,” paparnya.
Dari pemeriksaan awal, kelompok Abu Faiz ini memang terhubung dengan Jamaah Anshar Daulah (JAD). Namun, penyidik masih mendalami kemungkinan terhubung dengan Bahrun Naim. ”pendalaman terus dilakukan,” tuturnya.
Untuk target aksi kelompok teror tersebut, diketahui rencananya mereka beraksi saat tahun baru. Ada sejumlah pos polisi yang menjadi target mereka. ”Namun, mereka berhasil dicegah sebelum beraksi. Mereka hanya sempat melakukan survey-survey,” ungkapnya.
Sebelumnya diketahui, dari empat terduga teroris, dua diantaranya Abu Faiz dan Abu Sofi meninggal dunia karena melakukan perlawanan.
Rikwanto menuturkan, sebenarnya petugas berupaya menangkap mereka dalam kondisi selamat. Namun, saat coba ditangkap dengan tembakan peringatan lima kali, ternyata masih melawan. ”terpaksa petugas membela diri,” jelasnya.
Untuk tahun baru, Polri tidak akan mengendorkan pengamanan. Pasalnya, diprediksi ancaman-ancaman teror masih membayangi.
”Kami pastikan pengamanan masihg maksimal. Untuk kelompok yang kemungkinan mengancam sedang dideteksi teru,” paparnya. (idr/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Hilang Kontak, Densus Akhirnya Temukan Teroris
Redaktur : Tim Redaksi