JAKARTA - pihak mabes Polri menduga kerusuhan Ambon kemarin pagi dipicu provokator dari luar Ambon. "Ada indikasi pihak pihak yang mengadu domba warga," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen saud Usman Nasution kemarin.
Saud menjelaskan bentrokan yang terjadi di Ambon, Maluku, pada saat pawai obor berlangsung. Padahal hal itu lazim dilakukan tiap tahun. Setiap tanggal 15 Mei, masyarakat Ambon memperingati hari ulang tahun Pattimura yang dilaksanakan dengan membawa obor.
"Peserta pawai dilempari oleh masyarakat atau orang di sekitar lokasi pawai. Peserta pawai pun geram dan melempar balik," kata mantan Kadensus 88 Mabes Polri ini. Hal itu terjadi di pertigaan jalan Rijali Tulukabesi di daerah perbatasan Mardika dan Batu Merah.
Aksi lempar-lemparan pun tak terelakan, sehingga mengakibatkan 10 unit motor, dan dua rumah sederhana terbakar, serta korban luka sebanyak 44 orang. Saud menuturkan, sejak pukul 08.00 WIT situasi Ambon sudah bisa dikendalikan.
Saud pun menghimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan kepada petugas yang ada di lapangan agar menegakkan prosedur hukum terhadap pelaku. "Masyarakat jangan terprovokasi, karena event-event di Maluku masih rawan di provokasi,"katanya.
Menurut Saud hingga saat ini belum ada pelaku bentrokan yang ditahan. Para petugas keamanan pun masih terus berjaga dilokasi kejadian, untuk menjaga agar tidak terjadi bentrok kembali. "Kita harapkan semua pihak menahan diri," katanya.
Di Istana, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto, mengharapkan pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh adat bisa ikut segera menyelesaikan bentrokan yang terjadi di Ambon pada Selasa kemarin. Ia mengaku sudah mendapatkan laporan dari Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, mengenai kejadian tersebut.
Djoko mengharapkan pasca bentrok yang terjadi bisa segera ditangani. "Mudah-mudahan ditangani dengan baik," katanya. Alumnus AAU 1973 itu juga telah meminta agar para tokoh agama, tokoh adat, dan pimpinan daerah bersatu dan bisa meredam potensi bentrok berkembang lebih luas dari yang sekarang. "Mudah-mudahan tidak berkembang," katanya. (rdl/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksara Sunda Dipasang pada Nama Jalan
Redaktur : Tim Redaksi