jpnn.com, JAKARTA - Polri siap membantu mewujudkan stabilitas keamanan dalam negeri guna mengawal program-program pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Hal itu diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam arahannya yang disampaikan oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono saat acara Seminar Sekolah Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimen Dikreg ke 62 TA 2022 di Gedung The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (21/9).
BACA JUGA: Maâruf Amin: Saat Ini Momentum Baik bagi Polri Melakukan Reformasi Internal
“Polri sebagai pengemban fungsi pemerintahan di bidang keamanan dalam kondisi siap, berkomitmen penuh dalam situasi internal yang sangat solid serta bersinergi kuat untuk mewujudkan stabilitas keamanan," kata Gatot dalam keterangannya, Rabu.
Jenderal bintang dua itu mengatakan Polri membutuhkan legitimasi dan kepercayaan publik untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dalam kamtibmas, penegakkan hukum, dan perlindungan pengayom masyarakat.
BACA JUGA: Soal Kasus Bjorka, Polri Buka Peluang Kerja Sama dengan Asing
Komjen Gatot mengeklaim kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang menyeret sejumlah perwira polisi telah diusut tuntas.
"Dibuka apa adanya, tidak ada ditutupi, dan transparan ke publik sebagaimana arahan dari Bapak Presiden Indonesia,” ujar Gatot.
BACA JUGA: Kompolnas Minta Polri Fokus Tuntaskan Sidang Etik Tersangka Obstruction of Justice
Orang nomor 2 di Korps Bhayangkara itu memastikan semua tersebut merupakan sejalan dengan menuju program transparansi Polri yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan (Presisi).
Dia juga mengatakan hasil survei, beberapa waktu lalu menunjukkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 70 persen sebagai lembaga hukum.
"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Polri untuk melaksanakan tugas pokok dengan semakin profesional serta menjawab tuntutan publik, sehingga dapat terus meningkatkan kepercayaan publik kepada Polri," ujar Gatot.
Menurut Gatot, untuk menggaet kepercayaan publik membutuhkan integritas kepemimpinan dan reformasi budaya organisasi.
Sebab, kata dia, integritas kepimpinan merupakan indikator kuat mereformasi budaya organisasi.
"Sehingga, seluruh anggota polisi dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Reformasi budaya harus dimulai dari kepalanya baru menjalar ke ekornya," tutur Gatot.
Tentunya, kata dia, pimpinan Polri telah mengikis budaya-budaya yang tidak baik.
"Jika terjadi pelanggaran, yang dipotong adalah kepalanya duluan. Inilah komitmen pimpinan Polri untuk mereformasi budaya organisasi. Intinya pemimpin harus hadirkan perubahan, ke arah lebih baik bukan sebaliknya," pungkas Gatot. (cr3/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama