Polri Sudah Deteksi Adanya Serangan di Bulan Ramadan

Rabu, 06 Juli 2016 – 13:30 WIB
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Jauh sebelum terjadinya serangan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta, Selasa (5/7) kemarin, jajaran Polri sudah mengaktifkan status warning terorism.

‎Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, status tersebut diaktifkan sejak adanya pesan teror dari Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Bahkan, pihaknya sudah melakukan analisis dan memetakan jaringan mana yang dianggap berpotensi melakukan serangan di Indonesia.

BACA JUGA: Nikmati Kemudahan Cairkan Uang Tunai Dengan Fire Cash BCA

"Sudah saya sampaikan bahwa sudah ada perintah (teror dari) ISIS. Juru bicara ISIS Abu Muhammad memberi pesan semua anggota ISIS untuk melakukan aksi di bulan Ramadan," ujar Badrodin usai menunaikan salat Ied di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/7).

Badrodin melanjutkan, salah satu upaya penggagalan aksi teror, saat Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap empat teroris, yakni inisial PHP, BR alias F, FN, dan S di beberapa lokasi yang terpisah di Surabaya, Rabu (8/6) silam.‎

BACA JUGA: Ratusan Warga Ikut Antar Bayi yang Jenazahnya Naik Motor

Dari tangan mereka, Densus menyita beberapa senjata api dan tiga bom high explosive yang sudah dimodifikasi menjadi rompi.

‎"Kami sudah mengurangi risiko itu dengan melakukan penangkapan di Surabaya. Mereka rencana serangannya lebih besar dibanding di Solo. Itu (teroris Surabaya) rencananya akan dilaksanakan pada 17 Ramadan (22 Juni)," papar Badrodin.

BACA JUGA: Mako Brimob Siaga I, 600 Personel Disiagakan

Sementara itu, Badrodin mengklaim, dari empat teroris yang ditangkap di Surabaya itu, pihaknya langsung  melakukan pengembangan dan berharap hasil penyelidikan, bisa menemukan benang merah jaringan teroris yang hendak melancarkan aksinya di Indonesia.

Hanya saja, mendeteksi jaringan teroris membutuhkan proses dan waktu yang lama. Menurut Badrodin, pihaknya sudah mengerahkan segala kemampuannya. Badrodin pun menolak disebut kecolongan terkait serangan bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta.

"Namanya bom bunuh diri tidak bisa diantisipasi. Anda mau tangkap di rumah, diledakkan di rumah. Anda mau tangkap di jalan, diledakkan di jalan. Ditangkap di penjagaan, diledakkan di penjagaan. Antisipasi mujarab tak ada," tegas Badrodin.‎ (Mg4/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Badrodin dan Tito Rencananya Salat Ied Bareng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler