Polri Tunggu Lampu Hijau PBB Untuk Kirim Pasukan Perdamaian

Senin, 23 April 2018 – 23:12 WIB
Pasukan perdamaian Polri. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Karomisintel Hubungan Internasional (Hubinter) Polri Brigjen Krishna Murti menerangkan, pihaknya tengah menunggu kabar dari PBB untuk mengirimkan delegasi Polri sebagai pasukan Formed Police Unit (FPU) pada satu misi PBB.

“Untuk keberangkatan masih menunggu hasil assesment dari tim Assessment And Advisory Visit (AAV). Itu sangat tergantung dari PBB, kami tidak bisa menentukan tapi janji mereka tidak lebih dari satu bulan keputusannya,” kata Krishna dalam keterangannya, Senin (24/4).

BACA JUGA: Kapolri Pimpin Langsung Rapat Pengamanan Aksi May Day

Dia menuturkan Tim AAV bakal mengecek seluruh kesiapan pasukan Polri di Cikeas, Jawa Barat.

Adapun delegasi yang melakukan pengecekan antara lain Ata Yenigun Chief of Selection and Recruitmen UNDPKO.

BACA JUGA: Istana Bakal Evaluasi Cara Polri Tangani Kasus Novel

Kemudian Younese Greffi Reprentative dari Logistic DFS (Department Field Support).

Lalu, UNSAAT yang terdiri dari Osama Police Advicer UNAMID dan Kellen Police Advisee UNMISS.

BACA JUGA: Kapolri Puji Peran SAS Institute Mencegah Radikalisasi Agama

Sedangkan, pasukan terdiri dari pasukan pendukung, pasukan taktis dan pasukan SWAT yang jumlahnya 200 orang termasuk di dalamnya 23 polisi wanita.

“Tujuannya untuk memastikan Indonesia siap mengirimkan pasukan dan logistik untuk mendukung perdamaian dunia, baik menyangkut kesiapan fasilitas, sarana, prasarana, perlengkapan, senjata serta performance atau kemampuan,” ujarnya.

Mantan Wakapolda Lampung ini menambahkan, dalam waktu dekat akan ada keputusan apakah Indonesia termasuk negara yang masuk dalam daftar utama PBB untuk segera ditempatkan.

Tentu, ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia, Polri dan bangsa Indonesia.

“Karena kontribusi yang diberikan adalah kontribusi pada perdamaian dunia, nanti mereka akan memberi laporan tentang masukan-masukan ke Indonesia kira-kira kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh PBB dalam misi,” jelas dia.

Di samping itu, Krishna mengatakan untuk penempatan juga tentu diserahkan kepada PBB. Namun, kemungkinan ada tiga alternatif pertama Sudan Selatan dimana nama misinya UNMISS (United Nations Mission in South Sudan).

Kemudian, alternatif kedua di Mali atau UNISMA (United Nations in Mali) dan ketiga di Central Afrika yang terdapat daerah konflik yang membutuhkan kehadiran PBB dan membutuhkan pasukan FPU. (mg1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ogah Jadi Cawapres, Pak Tito Hubungi Prof Mahfud


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler