JAKARTA---Polisi benar-benar serius mengamankan kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (bbm). Pom bensin dan depot pengisian bbm akan dijaga ketat. Tidak boleh ada sabotase atau spekulan yang memanfaatkan sisa waktu menjelang kenaikan.
"Petugas akan berjaga di tempat-tempat yang vital untuk distribusi. Jumlahnya nanti disesuaikan per Polda masing-masing, nanti juga akan dibagi personelnya apakah dari satuan seperti Brimob atau dari kewilayahan," ujar Kadivhumas Polri Irjen Saud Usman Nasution, (15/03).
Polisi mewaspadai penumpang gelap isu kenaikan bbm yang melakukan upaya penimbunan perlahan-lahan. "Karena itu, petugas akan koordinasi dengan SPBU-SPBU, dilarang pakai jerigen atau tangki penampung lain di luar batas konsumsi," kata mantan Kadensus 88 Anti Teror itu.
Selain di lokasi pengisian dan depo, korps baju coklat juga memelototi jalur distribusi dari pusat pengisian utama ke pangkalan pangkalan."Terutama jalur-jalur yang sepi, yang rawan," kata mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri ini.
Mendekati batas waktu pemberlakuan harga baru bbm, aksi penimbunan memang makin marak. Saud menjelaskan, laporan dari Polda menunjukkan ada tren kenaikan kasus dengan modus seputar bahan bakar minyak. "Misalnya, di Samarinda, Kaltim sekarang sedang disidik penimbunan solar 12 ton," katanya.
Di Jogjakarta, Polda DIJ juga sedang mengusut kasus penimbunan solar dengan modus serupa sebanyak 3 ton. Demikian juga di Polda Lampung sebanyak 600 liter. "Kita minta seluruh jajaran waspada, agar masyarakat tidak resah," katanya.
Kebijakan penempatan Brimob di pompa pompa bensin ini dikritik Neta Sanusi Pane dari Indonesia Police Watch ."Polri terlalu reaktif dan berlebihan," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Temukan Aset Dhana Rp 4,5 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi