Dengan elektabilitas Ical yang rendah, maka sangat mungkin Golkar akan kalah dalam Pilres 2014. Dengan demikian, kata Muhtadi, Partai Golkar harus memikirkan calon lain, yang elektabilitasnya bisa ditingkatkan. "Saya pikir kalau Ical diusung Golkar, masih kalah dari Prabowo dan Megawati,” kata Pengamat politik Lembaga Survei Indonesia Burhanudin Muhtadi, Selasa (28/10).
Burhan mengatakan, tim Sukses Ical harus bekerja keras mendongkrak nama Ical. Paling lambat pertengahan 2013. Jika hal itu tidak berhasil maka Golkar bisa saja mengalami kegagalan, sehingga capres Partai Golkar harus diganti.
Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, menurut Burhanuddin, Ical tak perlu khawatir jika pencapresannya dievaluasi dalam Rapimnas IV. “Rapimnas harusnya jadi bahan evaluasi jangan hanya menerima jadi paket yang sudah diputuskan. Ini bisa juga mendongkrak posisi Golkar. Kenapa ââ¬Â¨Golkar harus takut lakukan evaluasi, jika itu demi kebaikan partainya,” imbuhnya.
Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan Political Weather Station (PWS) dan Lembaga Survei Nasional (LSN), hingga kini elektabilitas Ical masih dibawah Jusuf Kalla. Bahkan posisinya mulai ââ¬Â¨dikejar tokoh muda Partai Golkar Priyo Budi Santoso.
Survei PWS menyebutkan elektabilitas JK menempati posisi teratas dengan 22,14 persen. Aburizal menempati urutan kedua dengan 16,35 persen. Yang cukup mengejutkan adalah ââ¬Â¨mencuatnya Priyo Budi Santoso ke posisi ketiga (12,24 persen). Priyo mengungguli seniornya di Partai Golkar seperti Akbar Tandjung (11,21 persen).
Tidak hanya itu, hasil survei LSN juga menyebut JK masih mengungguli Ical. Dalam paparan surveinya, LSN secara berurutan menyebut ââ¬Â¨elektabilitas tertinggi ada di Prabowo Subianto (20,1 persen) dan Wiranto (12 persen).
Adapun tokoh-tokoh lain yang berada di bawah keduanya, yakni Jusuf Kalla (9,4 persen), Megawati Soekarno Putri (8,8 persen), Aburizal Bakrie (7,1 persen), Sri Sultan Hamengkubuwono X (6,3 persen), Mahfud MD (5,8 persen), Joko Widodo (4,7 persen), Surya Paloh (3,3 persen), Dahlan Iskan (2,6 persen), Hidayat Nur Wahid (1,7 persen) dan Hatta ââ¬Â¨Radjasa (1,2 persen).
Tokoh lain adalah Sutiyoso (0,8 persen), Suryadharma Ali (0,6 persen), Kristiani Herawati (0,4 persen), Anas Urbaningrum (0,3 persen). Terakhir tokoh militer yang masih aktif, yakni Pramono Edhie Wibowo (0,1 persen). (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... La Ode Ida Minta Papua Jangan Bermimpi Merdeka
Redaktur : Tim Redaksi