jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid merespons positif wacana soal poros partai politik (parpol) Islam.
Menurut dia, hal itu sebagai upaya membangun kekuatan demokrasi dan persatuan lebih kuat.
BACA JUGA: Habib Aboe Dukung Terbentuknya Poros Partai Islam Menuju 2024
Namun, Gus Jazil sapaan akrab Jazilul, menilai wacana tersebut justru bisa membuat publik terjebak pada polarisasi dan politik identitas.
“Hemat saya, bila tidak hati-hati, wacana ini bisa membuat publik terjebak pada polarisasi dan politik identitas,” kata Jazilul dalam keterangannya, Sabtu (17/4).
BACA JUGA: PAN Enggan Bergabung untuk Wacana Partai Poros Islam, Ternyata ini Alasannya
Namun, Gus Jazil sapaan akrab Jazilul, menilai wacana poros partai Islam masih selevel obrolan warung kopi, tidak jelas format dan arahnya. “Menurut saya, itu bakal sulit terwujud,” tegasnya.
Wakil ketua umum DPP PKB ini mengatakan penggunaan istilah poros partai Islam juga menjadi persoalan tersendiri, karena akan sulit diterima oleh publik.
BACA JUGA: Gus Jazil Mengajak Politisi Muda Meraih Kemenangan secara Santun dan Beradab
Dia mengaku menyambut baik wacana soal poros parpol Islam.
“Namun, kalau namanya menggunakan nama Islam, enggak tahu di Indonesia ini mayoritas penduduknya Islam tetapi kalau ada embel-embel Islam kok justru kurang bisa diterima, jadi kecil. Misalnya, rumah sakit Islam, bank Islam, dan lain-lain,” kata dia.
Jadi, Gus Jazil mengaku setuju pada semangatnya, tetapi tidak harus menggunakan istilah koalisi partai Islam.
Menurut anggota Komisi III DPR RI itu, penggunaan istilah lain misalnya koalisi kebangkitan dan keadilan, atau koalisi persatuan Indonesia, justru lebih bisa diterima publik.
“Daripada menggunakan kosakata Islam karena Islam itu agama, jadi mungkin di Indonesia ini malah mengecilkan poros itu sendiri,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata Gus Jazil, pembentukan koalisi poros partai Islam tidak akan terjadi apabila harus memaksakan penggunaan istilah agama.
“Namun idenya dari moralitas Islam, itu iya, tetapi kalau formalitas menggunakan istilah Islam, saya tidak terlalu yakin,” kata dia.
Menurut dia, lebih baik disebut poros kebangkitan, poros keadilan, atau poros persatuan yang arahnya menawarkan ide-ide baru bagi penguatan demokrasi, ekonomi dan pemberdayaan umat, pendidikan, dan lainnya.
“Jadi, harus ada langkah-langkahnya,” tegasnya.
Sebelumnya, pertemuan petinggi PKS dan PPP memunculkan wacana poros partai Islam pada 2024.
Wacana tersebut bergulir dalam diskursus publik yang belakangan ramai diperbincangkan.
Ada yang menyambut baik wacana tersebut sebagai sebuah gagasan baru.
Namun, ada yang menganggap langkah tersebut sulit terwujud.
“Kita tunggu saja, ini akan berjalan secara alami saja,” pungkas Jazilul Fawaid. (*/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy