Posisi Wagub Masih Kosong, DPRD DKI Sudah Lupa Daratan

Selasa, 13 Agustus 2019 – 23:28 WIB
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Foto: Instagram

jpnn.com, JAKARTA - Kekosongan kursi wakil gubernur DKI Jakarta yang telah berjalan satu tahun dianggap mulai mengganggu langkah percepatan pembangunan Jakarta.

Menurut pakar hukum tata negara Refly Harun, penempatan posisi wagub DKI Jakarta sebenarnya bukan hal yang sangat sulit diselesaikan.

BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Tjahjo Kumolo terkait Pengisian Kursi Wagub DKI

Dia menganggap yang paling kasat mata dari persoalan ini adalah tidak adanya ketegasan politik dari Prabowo Subianto sebagai ketua umum Partai Gerindra.

BACA JUGA : Geregetan Kursi Wagub DKI Masih Kosong, Lieus: Jangan Malu - Maluin

BACA JUGA: Lihat Anies Baswedan tanpa Wagub, Djarot : Sendiri Itu Berat..

Refly mengatakan, urusan tersebut seharusnya tak perlu berlarut-larut menjadi wacana publik yang tidak produktif.

“Ini kan sesungguhnya bisa diselesaikan di tingkat pusat, di tingkat Prabowonya,” kata dia.

BACA JUGA: Anies Baswedan Sudah Terlalu Lama Sendiri, Kapan Wagub DKI Dipilih?

Menurut Refly, bagaimana pun tanda tangan ketua umum partai politik—dalam hal ini Gerindra sebagai salah satu parpol pengusung calon pemenang Pilkada DKI dua tahun lalu, menjadi faktor paling penting.

Refly juga menyesalkan tidak hadirnya kemauan politik (political will) dalam persoalan tersebut.

Refly mengatakan, jika ada kemauan politik yang kuat untuk memenuhi kesepakatan, tak perlu Anies harus sendirian mengelola Jakarta hingga bertahun-tahun seperti saat ini.

“Harusnya tidak susah kalau ada political will. Pastinya ada gentlemen agreement di antara parpol-parpol itu. Nah, misalnya kalau memang sudah disepakati sebagai jatah PKS, ya berikanlah kepada PKS. Memang soal begini tidak diatur dalam undang-undang, tapi ini kan bagian dari moralitas dan etika politik,” kata Refly.

BACA JUGA : Anies Baswedan Sudah Terlalu Lama Sendiri, Kapan Wagub DKI Dipilih?

Ditanya mengenai ada tidaknya aturan dan sanksi kepada DPRD DKI Jakarta yang bisa dianggap lalai melaksanakan kewajiban mereka, Refly mengatakan tidak setiap kewajiban moral itu harus memiliki sanksi.

“Tapi yang terbaik, kewajiban ya dilaksanakan. Salah satu kewajiban DPRD dalam hal ini adalah memilih salah satu dari dua calon yang diajukan gubernur, yang juga berasal dari ajuan parpol pengusung,” kata dia.

Bagi Refly, bicara masalah politik sebaiknya memang tidak hanya bicara soal kepentingan, tapi juga moralitas politik.

Sementara itu aktivis lingkungan hidup yang mengelola kedaulatan pangan dan air bagi warga Jakarta, Muhammad Rezza Shidqi, menilai DPRD DKI Jakarta saat ini terkesan tak acuh akan tanggung jawab mereka.

Menurut dia, jika saja DPRD DKI punya rasa tanggung jawab moral kepada warga, bagaimana mungkin mereka dengan gampang melempar persoalan besar yakni urgensi memilih wakil gubernur, kepada penerus mereka di masa bakti 2019-2024?

“Itu artinya, sudah tak menjalankan tugas dengan baik sebagai wakil rakyat, lalu dengan enteng bilang itu tugas DPRD 2019-24. Kita bilang apa kepada yang begitu?” kata Rezza.

Panglima Laskar Krukut Luhur (Laskaru) itu menilai ada pembiaran terstruktur yang tak jelas apa tujuannya untuk membuat kursi wagub kosong selama mungkin.

Padahal, kata dia, jelas-jelas itu berdampak pada menurunnya kinerja pelayanan publik yang dirasakan warga Jakarta.

“Pak Sandiaga sudah meninggalkan beberapa program kerja yang bagus. Program itu wajar belum juga bisa berjalan karena wagubnya belum ada,” kata dia.

Bagi Rezza, membiarkan pelayanan publik tidak berfungsi optimal karena Gubernur tak punya wakil untuk berbagi tugas, pengabdian dan tanggung jawab, sebenarnya merupakan kezaliman yang dilakukan DPRD.

“Ya, mudah-mudahan saja mereka segera sadar,” kata dia.

Sebenarnya, menurut Rezza, yang paling dia takutkan bukanlah potensi perpecahan di antara dua parpol pengusung calon terpilih Pilkada DKI Jakarta 2017, yakni Gerindra dan PKS, karena persoalan ini.

Hal yang menurutnya paling layak dikuatirkan justru adalah timbulnya ketidakpercayaan dari masyarakat Jakarta kepada partai-partai politik yang dianggap sengaja lalai menjalankan tugas mereka.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Geregetan Kursi Wagub DKI Masih Kosong, Lieus: Jangan Malu - Maluin


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler