Potensi Bisnis Layanan Pendukung Haji dan Umrah

Selasa, 25 Mei 2021 – 03:43 WIB
Ilustrasi calon jemaah umrah. Foto: Yessy Artada

jpnn.com, JAKARTA - Bisnis layanan pendukung (service provider) penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) dan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) dinilai sangat potensial.

Hal itu menyusul posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, bergulirnya vaksinasi Covid-19, pembukaan ibadah haji untuk jemaah luar Arab Saudi, dan rencana Arab Saudi menaikkan kuota jemaah umrah dari delapan juta menjadi 30 juta per tahun pada 2030.

BACA JUGA: Jelang Idulfitri, Arab Saudi Beri Kabar Gembira soal Penyelenggaraan Haji 2021

Bisnis layanan pendukung mencakup pelayanan penginapan (hotel), tiket pesawat, dan land arrangement (LA) segala keperluan haji dan umrah di tanah suci, Makkah, dan Arab Saudi.

“Bisnis service provider perjalanan haji dan umrah sangat potensial. Kebutuhan para jemaah yang datang dari berbagai negara ke tanah suci hampir tiada henti sepanjang tahun,” kata President director PT Arsy BuanaTravelindo (ABT) Saipul Bahri, dalam keterangan pers, Selasa (25/5).

BACA JUGA: Polisi akan Menggarap Dirut PT Telkomsel Terkait Kasus Dugaan Korupsi

Menurut dia, total penduduk muslim Indonesia mencapai 215 juta atau 87 persen dari populasi dan 24 persen dari total dunia.

Setiap tahun, dalam kondisi normal, sebanyak 221 ribu jemaah haji asal Indonesia berangkat ke Arab Saudi.

BACA JUGA: Daihatsu Xenia dengan 7 Penumpang Masuk Jurang, 1 Orang Tewas, 6 lainnya...

Dari jumlah itu, sebanyak 204 ribu merupakan haji reguler dan sisanya 17 ribu haji VIP.

Jumlah pendaftar haji, menurut dia, terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga lama antrean terus bertambah.

Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), antrean terlama dialami calon jemaah haji Kalimantan Selatan, yakni 34 tahun, sedangkan terpendek Maluku, 12 tahun.

Saat ini, terdapat 323 PIHK dan 1.016 PPIU. Mereka adalah mitra bisnis dari perusahaan layanan pendukung haji dan umrah seperti ABT.

Dia menambahkan, tahun ini, Arab Saudi telah membuka ibadah haji dari luar negeri, dengan sejumlah persyaratan. Salah satunya vaksinasi Covid-19.

Hal itu biasanya akan diikuti oleh pembukaan kembali ibadah umrah.

Arab Saudi juga memiliki agenda untuk memacu sektor wisata, di samping minyak mentah.

Kuota umrah pun dinaikkan menjadi 30 juta per tahun pada 2030. Ini menjadi fondasi kuat bagi bisnis layanan pendukung haji dan umrah untuk terus bertumbuh.

Berdasarkan data Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), jumlah jemaah umrah asal Indonesia mencapai 948 ribu pada 2018-2019.

Indonesia berada di posisi kedua penyumbang jemaah umrah dengan kontribusi 21,44 persen, di bawah Pakistan.

Melihat potensi itu, ABT siap menjadi perusahaan penyedia layanan wisata dan religi amanah.

Saat ini, ABT memiliki tiga hotel di Makkah dan Madinah yang berada di lokasi strategis, antara lain Le Meridien, Elaf Mashaer, Fajr Badee, Mawadah Sofwa, dan Sham Province.

Di bisnis tiket, dia menerangkan, ABT menjalin kerja sama dengan Citilink dan Etihad. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saudi Gelar Ibadah Haji 2021, HNW Ingatkan Presiden Jokowi Segera Melobi Raja Salman


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler