Potensi Bisnis Sistem Pembayaran Transportasi Sangat Menjanjikan

Sabtu, 21 November 2020 – 22:45 WIB
Ilustrasi gerbang Tol Jakarta-Cikampek. Foto: dok Jasa Marga

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Delameta Bilano, Tri Bayu Wicaksono menilai prospek bisnis sistem pembayaran transportasi nasional dinilai menjanjikan.

Hal itu melihat masifnya pembangunan tol di tanah air meskipun pandemi Covid-19 melanda.

BACA JUGA: Whatsapp Meluncurkan Layanan Pembayaran Digital di India

Menurut data Delameta, tol yang sudah masuk tahap persiapan dan sudah digambar mencapai 5.000 km, di mana yang sudah dibangun 2.000 km. Adapun sisanya masih dalam tahap perencanaan.

"Melihat data itu, potensi bisnis sistem pembayaran transportasi sangat besar," kata Bayu dalam siaran pers, Sabtu.

BACA JUGA: Ambulans Bawa Jenazah Bayi, Tiba-Tiba Oleng, Brak.., Warga Geger

"Apalagi ada bisnis replacement, karena biasanya perangkat harus diganti setelah masa pakai lima tahun."

Dia mengatakan, bisnis sistem pembayaran transportasi menggeliat sejak mandatori penggunaan uang elektronik untuk pembayaran tol.

BACA JUGA: Dianggap Bawa Kegaduhan, Habib Rizieq Ditolak Warga Solo, Polisi Turun Tangan

Hal ini mendorong operator mencari sistem pembayaran andal yang dapat mendukung operasional.

Pada titik ini, perusahaan sistem pembayaran membantu operator menjalankan bisnis secara efisien, mencegah terjadinya fraud, dan memperlancar arus keluar masuk kendaraan.

Delameta, kata dia, menawarkan sistem pembayaran jalan tol komplit mulai dari automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga plate recognition.

Sistem pembayaran Delameta sendiri sudah dipasang di 21 ruas tol, seperti Jagorawi, Jakarta-Tangerang, dan Balikpapan-Samarinda.

Bayu menuturkan, mayoritas perangkat-perangkat itu diproduksi sendiri oleh Delameta di pabrik Pulogadung, Jakarta.

Sistem pembayaran transportasi akan naik lebih kencang jika sistem fee base income diterapkan.

Menurutnya, dalam skema ini operator tidak perlu berinvestasi lagi di sistem pembayaran, melainkan dipasok oleh perusahaan seperti Delameta.

Operator tinggal membagi hasil operasional tol dengan perusahaan sistem pembayaran.

"Kami sedang menjajaki skema ini dengan beberapa operator tol," kata dia.

Bayu menambahkan, bisnis sistem pembayaran transportasi juga telah merambah pelabuhan.

Delameta kini menyediakan sistem pembayaran akses (gate pass) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Dengan sistem Delameta, pendapatan gate pass naik 3-4 kali lipat, karena pembayaran menggunakan sistem nontunai seperti di jalan tol.

Setiap hari, rata-rata kendaraan yang masuk Priok 13 ribu unit.

Delameta, kata dia, telah meneken kontrak pengadaan sistem pembayaran di tiga pelabuhan lainnya yakni Panjang, Banten, dan Sunda Kelapa.

Jumlah ini akan terus bertambah seiring rencana Pelindo II menerapkan sistem pembayaran terpusat di 12 pelabuhan yang dikelola.

Delameta akan menjadi integrator sistem pembayaran di 12 pelabuhan itu.

Delameta juga membidik pasar ekspor potensial ke kawasan regional, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Timor Leste.

Produk yang bakal diekspor antara lain palang otomatis dengan merek dagang Palmat. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler