jpnn.com, DENPASAR - Sebuah video tentang seorang perempuan paruh baya yang memarahi polisi di Bali sedang viral. Rekaman video berdurasi 1 menit 11 detik itu memperlihatkan seorang perempuan berkerudung melabrak petugas Satlantas Polresta Denpasar bernama Yulius Lusi.
Peristiwanya terjadi di perempatan Jalan Diponegoro, Dauh Puri Kangin, Denpasar beberapa waktu lalu. Dalam rekaman itu, si ibu tampak marah ketika petugas mulai menulis surat tilang dan menanyakan nomor ponselnya.
BACA JUGA: Teror Marak Lagi, Jam Operasional Tempat Dugem Dikurangi
Si ibu itu tetap bertahan di belakang kemudi sembari membentak petugas. “Cepetan, nggak ngurus, nggak ada nomor hape,” bentak si ibu.
Sedangkan Yulius menanggapinya dengan kepala dingin. Dia menjelaskan bahwa jika tidak menyerahkan nomor handphone maka si ibu yang melanggar aturan berlalu lintas itu tidak akan mendapatkan notifikasi tilang.
BACA JUGA: Dispar Minta Maskapai Agresif Buka Rute Bali - India
Namun, si ibu tetap menolak memberikan nomor ponselnya. Bahkan, dia mengumpat Yulius.
“Eee…polisi manapun nggak ada yang nilang. Orang ini gila,” tunjukknya kepada Yulius.
BACA JUGA: Ada Turis Kibarkan Bendera Palu Arit, Ini Alasannya
Menanggapi video itu, Kasat Lantas Polresta Denpasar Kompol Rahmawaty Ismail kepada Bali Express (Jawa Pos Group) mengungkapkan bahwa pelanggaran tersebut terkait tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) mobil putih yang dikendarai si ibu. Rahmawaty menjelaskan, berdasar pengakuan anak buahnya, si ibu tersebut sempat diperingatkan beberapa kali di tempat yang berbeda.
Hingga akhirnya si ibu itu kepergok lagi oleh petugas pada Senin lalu (14/5). Namun, Rahmawaty enggan menyebutkan identitas si pelanggar yang memaki anak buahnya.
Sebaliknya, Rahmawaty mengimbau masyarakat agar paham fungsi TNKB. Dia menyayangkan apabila TNKB yang pasang tidak sesuai dengan standar yang ada.
“Mengimbau kepada masyarakat kalau memang sudah disampaikan ada pelanggaran. Pelanggarannya berupa TNKB agar bisa dibaca,” jelasnya.(bx/afi/yes/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Lagi Desa Tertinggal di Bali
Redaktur & Reporter : Antoni