JAKARTA - Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf memastikan, jumlah transaksi mencurigakan yang dimiliki Aiptu Labora Sitorus (LS) nilainya mencapai Rp 1,5 triliun. Jumlah tersebut menurut Yusuf, merupakan akumulasi transaksi yang berlangsung beberapa lama.
"Nilainya Rp 1,5 triliun bukan Rp 900 miliar," kata Yusuf, dicegat wartawan di Kejaksaan Agung, Jumat (17/5). Kalaupun dibantah, lanjut Yusuf, hal itu merupakan hak pemilik rekening (Labora) yang nantinya akan dibuktikan kebenarannya di pengadilan.
"Hitungan kita akurat, nggak boleh dibeberkan itu rahasia," sambung Yusuf.
Ditambahkannya, data lengkap transaksi yang dimiliki anggota Polres, Sorong, Papua tersebut telah diserahkan ke Mabes Polri untuk ditindaklanjuti. Dengan begitu, kepolisianlah yang berhak menjelaskan kemajuan penyelidikan rekening Labora.
"Menarik karena jumlahnya besar," kata Yusuf saat ditanya alasan PPATK menelusuri rekening Labora.
Polda Papua sebelumnya merilis berita bahwa uang sebanyak itu merupakan akumulasi transaski selama 5 tahun. Uang tersebut didapat dari penyelundupan kayu dan BBM bersubsidi. Sempat muncul kabar Labora juga memiliki bisnis karaoke, namun informasi ini masih terus ditelusuri Direktorat Kriminal Khusus Polda Papua. (pra/jpnn)
"Nilainya Rp 1,5 triliun bukan Rp 900 miliar," kata Yusuf, dicegat wartawan di Kejaksaan Agung, Jumat (17/5). Kalaupun dibantah, lanjut Yusuf, hal itu merupakan hak pemilik rekening (Labora) yang nantinya akan dibuktikan kebenarannya di pengadilan.
"Hitungan kita akurat, nggak boleh dibeberkan itu rahasia," sambung Yusuf.
Ditambahkannya, data lengkap transaksi yang dimiliki anggota Polres, Sorong, Papua tersebut telah diserahkan ke Mabes Polri untuk ditindaklanjuti. Dengan begitu, kepolisianlah yang berhak menjelaskan kemajuan penyelidikan rekening Labora.
"Menarik karena jumlahnya besar," kata Yusuf saat ditanya alasan PPATK menelusuri rekening Labora.
Polda Papua sebelumnya merilis berita bahwa uang sebanyak itu merupakan akumulasi transaski selama 5 tahun. Uang tersebut didapat dari penyelundupan kayu dan BBM bersubsidi. Sempat muncul kabar Labora juga memiliki bisnis karaoke, namun informasi ini masih terus ditelusuri Direktorat Kriminal Khusus Polda Papua. (pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Persidangan, Maharani Bungkam
Redaktur : Tim Redaksi