PPATK Ungkap Fakta Pelajar Terpapar Judi Online, Sangat Mengejutkan

Jumat, 15 November 2024 – 14:43 WIB
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid dalam kegiatan Literasi Digital bertema Pencegahan Judi Online di SMAN 92 Jakarta. Foto dok. Kemkomdigi

jpnn.com, JAKARTA - Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan sebanyak 440 ribu pelajar di bawah usia 20 tahun telah terpapar judi online.

Oleh karena itu penting bagi para pelajar untuk mengetahui dampak negatif internet termasuk menghindari judi online.

BACA JUGA: Ingin Judi Online Dipangkas Habis, Sahroni Minta PPATK Jemput Bola

"Data ini bisa diketahui setiap ada transaksi yang terpantau,” kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid, Jumat (15/11).

Meutya juga mengingatkan pelajar harus bisa menjaga diri ketika berselancar di dunia maya menggunakan internet. Terlebih dengan banyaknya paparan konten negatif seperti judi online.

BACA JUGA: 4000 Prajurit TNI Terlibat Judi Online Selama 2024

“Internet membuat kita ketergantungan. Cara kita menjaga diri agar tidak terlibat judi online adalah dengan membagi waktu dalam penggunaan internet,” ucapnya.

Selain itu, Menkomdigi menyampaikan, aktivitas judi online erat kaitannya dengan perundungan di sekolah. Jadi, bukan judi yang membuat depresi, tetapi rasa depresi itu yang membuat lari ke judi online.

BACA JUGA: Menkomdigi Ungkap Banyak Anak Terjerat Judi Online Berkedok Games

“Makanya di sini saya menekankan untuk adik-adik. Sesama kawan jangan saling mem-bully. Ketika ia depresi dan tidak ada teman, pelariannya bisa ke judol,” ujarnya dalam kegiatan Literasi Digital bertema Pencegahan Judi Online di SMAN 92 Jakarta.

Sementara itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah awal memberantas judi online.

Ia juga memperkenalkan program SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) sebagai inisiatif Pemprov DKI untuk meliterasi masyarakat agar lebih sadar akan bahaya konten negatif di internet.

"Kami berharap kegiatan literasi digital seperti ini bisa berkelanjutan," ucap Teguh. 

Pegiat literasi digital seperti Oktora Irahadi dan Yosi Mokalu turut hadir untuk berbagi wawasan. Oktora menekankan pentingnya edukasi masyarakat dalam memberantas judi online. 

Dia mengatakan, memberantas judi online tidak cukup hanya dengan menutup platform, tapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat. 

"Musuh terbesar kita adalah keinginan instan. Jangan tergiur dengan promosi yang menawarkan keuntungan cepat," ungkapnya. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler