PPDB Online Bisa Dipermainkan?

Jumat, 31 Mei 2013 – 09:44 WIB
BEKASI SELATAN – Sistem penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran 2013/2014 100 persen melalui Online. Dinas Pendidikan Kota Bekasi, resmi menghapus sitem Bina Lingkungan (BL) dan Prestasi secara langsung yang dilakukan sejak tahun 2008 silam.
 
Kendati demikian, penerimaan peserta didik baru (PPDB) diklaim tak bisa “dimainkan”, seperti tahun-tahun sebelumnya, dengan dalih menggunakan sistem Bina Lingkungan. Pasalnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, sistem BL tersebut banyak dimanfaatkan oleh oknum pejabat eksekutif maupun oknum legislatif untuk memasukkan kerabatnya ke sekolah favorit.
 
Hasilnya, jelas terlihat dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini. Kualitas sekolah favorit tak menjamin keberhasilan siswa meraih prestasi terbaik. Terbukti, pada Ujian Nasional tahun 2012, peraih nilai Ujian Nasional tertinggi diraih oleh siswi SMAN 2 Kota Bekasi Tiffani Rossa Valindia. Padahal, dalam pendaftarannya, Mahasiswi ITB ini sempat ditolak tanpa alasan yang jelas oleh pihak SMA N 1.
 
Meski demikian, penolakan itu tak menyurutkan langkah dia meraih prestasi. Berkat kegigihannya dia mampu menjadi yang terbaik di seluruh Kota Bekasi. Dia menjadi pelajar dengan nilai tertinggi 56,50, mengalahkan sekolah Favorit seperti SMA 1 yang dulu berstatus RSBI.
 
Sedangkan, tahun 2013, peraih nilai tertinggi malah dicetak oleh sekolah swasta, yakni SMA K Penabur, Harapan Indah. Elizabeth Melina, siswi SMA K Penabur ini meraih prestasi pada kelulusan tahun ini, dia mendapatkan nilai tertinggi mencapai 57,55.
 
Bahkan, dari sekolah tersebut masuk berhasil menjadi yang tertinggi hingga ke peringkat enam. Sedangkan, dari SMA N 1 hanya satu siswa yang masuk dalam 10 besar. Dua contoh itu membuktikan diskriminasi pendidikan di Kota Bekasi, apalagi dengan adanya sistem Bina Lingkungan yang kurang efektif.
 
Hal ini diakui oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Adhy Firdaus. Menurut dia, sistem sebelumnya kerap dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab, sehingga calon pelajar yang benar-benar mempunyai prestasi maupun yang membutuhkan tempat belajar sesuai keinginannya tak bisa masuk, akibat permainan tersebut.
 
“Banyak oknum bermain, pengaruhnya kepada kualitas pendidikan, seperti tahun ini,” katanya kepada Radar Bekasi (Grup JPNN), Kamis (30/5).
 
Lantas, apakah dengan sistem Online 100 persen ini, tidak ada lagi permainan dalam penerimaan siswa baru (PSB)?. Dia mengaku tak menjamin sepenuhnya. Dia mengibaratkan kecerdikan polisi masih bisa dikalahkan oleh maling. Sehingga, oknum tersebut akan berusaha dengan semampunya untuk bermain pada PSB tahun ini.
 
“Maling kan lebih cerdik dari polisi. Jadi perubahan sistem ini tak semudah membalikkan telapak tangan, butuh proses,” tegasnya.
 
Kendati demikian, pihaknya bersama BMPS telah membentuk tim untuk melakukan pengawasan terkait penerimaan peserta didik baru tahun ini. Agar, terciptanya kualitas pendidikan yang lebih baik. “Kami, BMPS, dan Disdik sudah membentuk tim. Bahkan Wali Kota kemarin sudah bersaksi kalau ada kepala sekolah yang ketahun bermain akan dipecat,” ungkapnya.
 
Dia menambahkan, sitem online tahun ini tak memakai sistem bina lingkungan maupun prestasi secara langsung atau manual. Dua sistem tersebut dimasukkan ke dalam online. “Jadi selain NEM, jarak rumah dengan sekolah, dan calon pelajar yang mempunyai prestasi itu mendapatkan poin sendiri saat mendaftar, jadi sistem seperti ini lebih efektif,” tandasnya. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinyatakan tak Lulus, Diralat Jadi Lulus UN

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler