jpnn.com, BERLIN - Arif Havas Oegroseno, Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman memaparkan tentang tantangan pelaksanaan pembangunan rendah karbon di Indonesia pada sesi Ministerial Talk di Universitas Göttingen.
Sesi itu merupakan rangkaian dari perhelatan acara ICONIC (International Conference of Integrated Intellectual Community) 2024, di Göttingen, Jerman pada 4-6 September 2024 lalu.
BACA JUGA: Sukses Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan 2024, PPI Jerman: Wadah Menuju Indonesia Emas
Acara dua tahunan ini diprakarsai dan diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman (PPI Jerman) untuk menciptakan wadah bagi mahasiswa Indonesia tentang topik pembangunan berkelanjutan.
“Kita (Indonesia) membutuhkan 281 miliar dollar AS (setara 3,5 triliun rupiah) hingga 2030 (untuk melakukan dekarbonisasi ekonomi secara menyeluruh). Apakah kita punya uangnya? Tidak!” pernyataan berani itu di sampai Arif dalam sesi itu.
BACA JUGA: PPI Munich Sukses Menyelenggarakan Bazaar Makanan Indonesia di Jerman
Dalam catatan sejarah, belum ada negara yang bisa melakukan pengurangan emisi sembari meraih status ekonomi maju.
Namun, tantangan inilah yang tengah dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Gelar Kompetisi Olahraga, PPI Munich Bangun Solidaritas Pelajar Indonesia di Jerman Selatan
Fakta itu mendasari pemilihan tema “Transformation for Low-Carbon-Development (LCD)” pada acara tersebut.
Seperti diketahui, PPI Jerman sendiri merupakan perkumpulan mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Jerman yang aktif bergerak di bidang pendidikan, sosial, budaya, dan politik non partisan.
Saat ini, sebanyak 11.000 pelajar Indonesia berdomisili di Jerman untuk melakukan studi S1, S2, S3 dan vokasi dalam berbagai bidang keilmuan.
Banyak dari bidang keilmuan yang diajarkan di Jerman selalu memasukkan unsur keberlanjutan dan rendah karbon, yang membuat tema ini semakin relevan dibicarakan di kalangan cendekiawan Indonesia di Jerman.
ICONIC 2024 terdiri dari enam plenary session, empat konferensi ilmiah, career booth, dan sesi Meet the Industry. Sebelum rangkaian kegiatan dimulai, acara dibuka dengan meriah oleh sambutan dan tarian “Topeng Kelana” dari Cirebon.
Diawali dengan Ministerial Talk yang membicarakan tema pembiayaan LCD di Indonesia dan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Jerman di bidang pembangunan rendah karbon.
Laksmi Dhewanthi menyampaikan kesimpulan di akhir sesi acar tersebut.
“Kami membutuhkan dukungan dan kontribusi dari semua bagian dan komunitas untuk membangun tata kelola & sistem yang baik demi mewujudkan tujuan ambisius tentang pembangunan rendah karbon," ujarnya.
Strategi Transformasi LCD dari Berbagai Bidang
Pada hari kedua, empat sesi pleno mendiskusikan topik dekarbonisasi dari perspektif perusahaan dan stakeholder inovatif di berbagai bidang.
“CCS (Carbon Capture Storage) merupakan bagian dari strategi mencapai emisi nol bersih. Tanpa CCS, biaya untuk mencegah kenaikan rata-rata temperatur dunia akan naik lebih dari dua kali lipat.” ujar Candra Sutomo, COO Energy Academy Indonesia (ECADIN), dalam sesi pleno ketiga.
Pada sesi tersebut, perwakilan dari perusahaan TREEO dan Germanwatch e.V. ikut menyampaikan cara mereka mendukung dekarbonisasi. Sementara itu, di dua ruangan lain, konferensi ICONIC turut berlangsung.
Konferensi ICONIC 2024 menampilkan 54 judul abstrak ilmiah yang telah terjaring dan melalui proses peer-review. Hanya karya-karya yang dinilai menjanjikan sebagai bagian dari solusi pembangunan rendah karbon yang diterima dan diterbitkan dalam Book of Abstract ber-ISBN.
Karya tersebut dibagi menjadi 4 bidang studi. Bidang-bidang tersebut antara lain, Technological Innovation for LCD (18 karya), Economic and Social Implication of LCD (16 karya), Political Economy of LCD within Global North and Global South Dynamics (9 karya), and LCD of Built Environment (11 karya).
Pratinjau Buku Abstrak ICONIC 2024 dapat diakses secara daring pada tautan berikut: ppij.org/BookofAbstractICONIC.
Salah satu karya bidang Economic and Social Implication of LCD berjudul “Sustainable Energy Transition in Indonesia: Developing the Conceptual Framework” (Transisi Energi Berkelanjutan di Indonesia: Pengembangan Konsep Kerangka Kerja) oleh Muhamad Ferdy Firmansyah, Dominika Dwi Veridianti, dan Anggraeni Budi Pratiwi.
Dalam karya ini, sebuah indeks komprehensif untuk mengukur kualitas standar energi terbarukan dalam bauran energi Indonesia.
Indeks yang dibuat merupakan indeks semi-kuantitatif yang mencakup analisis bibliometrik dan tinjauan literatur. Temuan riset ini disaring berdasarkan parameter seperti komponen Sustainable Development Goals (SDG).
Indeks ini memberikan wawasan bagi para pemangku kepentingan untuk menilai kesiapan Indonesia dalam transisi menuju energi berkelanjutan.
Selain membicarakan strategi CCS secara umum, sesi pleno lain pada hari kedua menghadirkan ahli di bidang konstruksi, lingkungan terbangun, dan AFOLU (Agriculture, Forestry and Other Land Use).
Pada sesi pleno selanjutnya, Sekjen AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Rukka Sombolinggi menyampaikan pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga hutan dan biodiversitas yang dimiliki dunia saat ini.
“Masyarakat adat memiliki ikatan yang kuat dengan hutan sehingga masyarakat adat memiliki potensi besar untuk menyelamatkan hutan.”, ujarnya.
Selain itu, Rukka mengkritisi langkah-langkah pemerintah seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara yang prosesnya dinilai merugikan masyarakat adat.
Setelah jeda makan siang, sesi pleno dilanjutkan dengan diskusi bertema “Adaptation and Mitigation of the Built Environment in Heating Climate”.
“Sekarang, kita tidak hanya mendesain untuk mitigasi saja, tapi juga untuk adaptasi!," ujar Prof. Silvia Benedito, Lektor Kepala di Harvard Graduate School tersebut membuka diskusi antara lima panelis termasuk Dr. Myrna Asnawati Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN dan Bandung Sahari.
Vice President Sustainability dari PT. Astra Agro Lestari Tbk. Dr. Myrna menyatakan kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena pembangunan IKN
"Tetapi kerusakan ini sudah terjadi sebelumnya. Tugas pembangunan IKN ini merupakan tanggung jawab yang besar karena tidak hanya kita membangun, tapi juga memperbaiki yang rusak.”
Meet the Industry - Gebrakan Dekarbonisasi di Dunia Industri
Sesi Meet the Industry menutup rangkaian acara ICONIC 2024. Enam perusahaan hadir dan berkesempatan untuk mempresentasikan gebrakan mereka dalam mendukung transformasi menuju pembangunan rendah karbon.
Qualitas Sertifikasi Indonesia (QSI) menyampaikan pentingnya peran sertifikasi untuk memastikan seluruh proses produksi, mulai dari bahan mentah, produk hasil, serta proses produksi mematuhi prinsip-prinsip keberlanjutan.
Di bidang inovasi teknologi, TREEO menghadirkan teknologi penyerapan karbon yang terukur, akurat, dan berbasis data. Teknologi bersertifikasi yang digunakan TREEO dapat menunjukkan kuantitas karbon yang terserap dari setiap pohon sehingga dapat menunjukkan dampak yang nyata dalam menurunkan suhu bumi.
Byo Living, perusahaan yang diprakarsai oleh Lim Masulin, meningkatkan nilai jual produk desain dengan inovasi bahan yang alami dan terbarukan dengan meningkatkan nilai artistiknya.
Byo Living berhasil memasuki pasar dunia, diantara kliennya adalah DIOR dan Hermes, sehingga usahanya berdampak positif bagi ekonomi komunitas perempuan dan artisan anyaman Indonesia.
Dari sektor industri, ASTRA International Tbk. memiliki rencana untuk mengurangi emisi karbon dari semua anak perusahaan yang dimilikinya, mulai dari industri otomotif, jasa keuangan, alat berat, infrastruktur, agribisnis, teknologi informasi, dan properti.
Hal ini diwujudkan antara lain dengan transisi dekarbonisasi makro melalui investasi di perusahaan penyedia panel surya, industri geothermal, pengembangan bahan bakar hidrogen, dan masih banyak lagi.
Berkolaborasi dengan BUMN dan perusahaan-perusahaan lain seperti PLN, Pertamina, dan Danso, ASTRA memiliki 3 proyek studi kasus dalam rangka mengembangkan industri otomotif berbasis hidrogen di Indonesia.
Zinkpower, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang galvanisasi, memiliki filosofi dan strategi dalam hal keberlanjutan.
Zinkpower memastikan produk yang mereka tawarkan tahan lama, dapat digunakan kembali, dan meminimalisir limbah dengan daur ulang produk sampingan mereka menjadi produk yang dapat digunakan kembaliM
Paragon Corp, perusahaan yang menaungi beberapa perusahaan kecantikan dengan produk skin care dan hygiene, memiliki filosofi “Bermanfaat bagi semesta alam”, yang didalamnya termasuk menjaga lingkungan. Paragon telah berdampak luas dengan membuat furnitur berbahan daur ulang untuk sekolah dan masjid, menggunakan 546,64 MWh energi bersumber dari energi terbarukan, serta 93 hektar reforestasi.
ICONIC 2024 Lebih dari Sekadar Konferensi
ICONIC 2024 tak berhenti dalam tiga hari rangkaian konferensi dan sesi pleno saja. Tim PPI Jerman dan ICONIC 2024 saat ini sedang menggodok analisis kebijakan (Policy Brief) yang rencananya akan dirilis dalam sebulan ke depan.
Untuk setiap bidang studi konferens, akan ada sebuah policy brief yang dipublikasikan.
Melalui jaringan ICONIC dengan berbagai pihak, dokumen Policy Brief akan didistribusikan ke institusi kementerian, GIZ, World Bank Groups, BMZ, KBRI Berlin, dan organisasi lainnya yang telah turut ambil bagian dalam ICONIC.
ICONIC 2024 telah memberikan ruang diskusi pleno dan diskusi ilmiah bersama pembuat kebijakan, akademisi, pelaku industri, masyarakat adat, serta khalayak umum. Mengingat status ekonomi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, ICONIC 2024 menitik beratkan diskusi tentang pembangunan rendah karbon yang berkeadilan.
ICONIC 2024 mendapatkan respons yang sangat positif, baik dari pembicara, presenter konferensi, maupun pengunjung umum.
Pengunjung mengaku mendapatkan pengalaman sesi pleno dengan kualitas yang tinggi oleh narasumber-narasumber yang inklusif serta mengapresiasi inisiatif pelajar dengan kualitas acara yang terasa setara dengan konferensi profesional. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi