PPI London: Reynhard Kurang Bergaul dengan Pelajar Indonesia

Rabu, 08 Januari 2020 – 11:32 WIB
Reynhard Sinaga, pria asal Indonesia yang melakukan pemerkosaan terhadap puluhan laki-laki di Manchester, Inggris. Foto: CPS

jpnn.com, LONDON - Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia di Inggris (PPI UK) Stella C Noe mengaku tidak mengenal sosok Reynhard Sinaga (36). Pengurus PPI UK 2019-2020, juga tak ada yang mengenal sosok Reynhard Sinaga. Begitu juga pengurus sebelumnya. Para pengurus, menurut dia, juga tak ada yang pernah berkomunikasi.

"Sepertinya Reynhard kurang bergaul dengan teman-teman sesama pelajar Indonesia yang ada di Manchester maupun di Leeds, Inggris," ujarnya, Selasa (7/1).

BACA JUGA: Jangan Sampai Jadi Korban Reynhard Sinaga, Kenali Ciri-ciri Psikopat

Pengadilan Manchester menjaatuhi hukuman seumur hidup kepada Reynhard Sina setelah dinyatakan bersalah melakukan perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria dalam 159 kasus. Tindak kejahatan ini dilakukan selama rentang waktu sekitar dua setengah tahun.

Stella mengatakan kasus yang dihadapi Reynhard Sinaga, (36), salah seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Manchester, cukup memprihatinkan.

BACA JUGA: Komentar UI Atas Perbuatan Reynhard Sinaga

“Saya Ikut merasakan kepedihan yang dialami para korban yang begitu banyak,” ujar Stella .

Menurutnya, selama ini tidak ada pelajar Indonesia mendapat perlakuan yang berbeda meskipun kasus Reynhard mendapat perhatian khusus media dan masyarakat lokal di Manchester.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Tiba di Natuna

Stella yang tengah menuntut ilmu di Goldsmiths, University of London mengatakan kasus ini memang sulit. Namun, sebagai pelajar yang juga tengah menuntut ilmu di Inggris, Stella mengatakan bahwa ia pun sangat menghormati proses hukum keputusan pengadilan Inggris.

Hakim mengatakan ia harus menjalani 30 tahun hukuman penjara sebelum boleh mengajukan pengampunan.

Ia juga menghargai bimbingan yang diberikan KBRI London terhadap hak-hak Reynhard Sinaga sebagai warga negara Indonesia. "Semua upaya sudah dilakukan,” ujarnya.

Ia berharap para pelajar dan mahasiswa tidak merasa takut dan tetap kuliah dan belajar serta melakukan aktivitas di kampus seperti biasa. Apalagi kasus yang menimpa Reynhard, yang telah lama berada di Inggris, sudah cukup panjang prosesnya, yaitu sejak tahun 2017.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Prof. E. Aminudin Aziz kepada Antara London mengatakan Reynhard Sinaga pernah mendaftar ketika hendak kuliah S2 pada 2014. Setelah itu tidak ada lagi data tentangnya.

Menurut Aminudin, Reynhard Sinaga tidak pernah aktif di acara bersama PPI di cabang seperti di Leeds atau Manchester ataupun di PPI UK.

Kedutaan besar Indonesia (KBRI) di London menyatakan pihaknya menghormati keputusan Pengadilan Inggris di Machester atas Reynhard dalam kasus pemerkosaan itu, menurut Minister Counsellor KBRI London, Thomas Ardian Siregar kepada Antara London, Senin.

"Sejak KBRI London diberitahu oleh pihak kepolisian Juni 2017 lalu, kita terus mengikuti kasusnya dan memastikan Reynhard Sinaga, mendapat perlindungan hukum sesuai dengan hukum yang berlaku di UK," ujarnya.

Reynhard datang ke Inggris dengan visa mahasiswa pada 2007 dan memperoleh dua gelar magister di Manchester dan tengah mengambil gelar doktor dari Universitas Leeds saat ditangkap pada 2017.

Ia dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester atas tindak perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria dalam 159 kasus.
Tindak kejahatan ini dilakukan selama rentang waktu sekitar dua setengah tahun.

Menurut BBC London, persidangan berlangsung dalam empat tahap, mulai Juni 2018 dan tiga tahap pada 2019, namun Pengadilan Manchester baru mengizinkan pemberitaan setelah hukuman dijatuhkan untuk sidang tahap tiga dan empat Senin (6/1). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler