jpnn.com, BOGOR - Kawasan wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat, menjadi paling terdampak selama pemberlakuan PPKM.
Ekonomi di daerah berhawa sejuk itu mati suri. Kondisi tersebut membuat hotel dan restoran di kawasan Puncak terancam gulung tikar.
BACA JUGA: Polsek Dibakar, Seluruh Bangunan Ludes, Ini Dia Pelakunya
Wakil Ketua PHRI Kabupaten Bogor Boboy mengatakan dengan kondisi ini, tidak ada pemasukan bagi sejumlah hotel. Bahkan, mereka kesulitan untuk membayar listrik.
Dia menyampaikan keluh kesahnya kepada DPRD Kabupaten Bogor. Dengan harapan ada kebijakan-kebijakan bagi sejumlah hotel yang ada di kawasan Puncak.
BACA JUGA: Janda Sering Bertamu ke Rumah Pria, Menginap Berhari-hari, Walah Ternyata
Menurutnya, ini merupakan langkah yang elegan ketimbang memasang bendera putih di hotel-hotel dan restoran.
“Ya, keluh kesah ini diharapkan mendapatkan dukungan kebijakan dari Pemkab Bogor baik itu dalam aturan PPKM hingga relaksasi pajak ataupun lainnya,” ujar Boboy dilansir dari Radar Bogor, Senin (2/8).
Ketua PHRI Kabupaten Bogor Budi Sulistyo berharap pemerintah kabupaten bisa menyurati pihak PLN. Mengingat saat ini mereka sangat tegas dan tanpa pandang bulu. Lewat dari tanggal 23 per tiap bulannya, jaringan listrik ke hotel dan restoran diputus.
“Kami berharap, Pemkab Bogor sudi menyurati pihak PLN untuk melonggarkan kebijakan pemutusan listrik. kalau listrik diputus maka usaha hotel dan restoran kami pun akan mati, juga nasib para karyawan,” katanya.
Budi menuturkan saat ini karyawan hotel hanya masuk seminggu dua kali. Dengan upah Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per hari.
“Iya seperti itu,” tuturnya.
Sementara itu Kadisbudpar Kabupaten Bogor Deni Humaedi mengatakan kondisi saat ini memang cukup berat. Namun demikian peluang untuk bangkit masih ada.
“Peluangnya kan masih ada, saat ini memang cukup berat. Ikuti ketentuan yang ada. Semoga tak lama lagi kasus terkonfirmasi Covid-19 selesai, sehingga pariwisata dan akomodasi bisa bangkit perlahan,” katanya kepada Radar Bogor. (all/radarbogor)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti