PPKM Darurat Berbarengan dengan Tahun Ajaran Baru, Pedagang Terpuruk, BPKB Digadaikan

Rabu, 21 Juli 2021 – 08:30 WIB
Pasar Klewer Solo ditutup selama penerapan PPKM Darurat. M. IHSAN/RADAR SOLO

jpnn.com, SOLO - Pedagang pasar non-esensial semakin menjerit. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat belum berhenti, setidaknya sampai 25 Juli.

Otomatis usaha mereka bakal tutup lebih lama karena terkena konsekuensi aturan itu.

BACA JUGA: Respons Perpanjangan PPKM Darurat, Kemenkes Memperkuat Pelayanan Kesehatan di RS

Para pedagang makin terpuruk. Untuk menghidupi operasional harian, terpaksa mereka melakukan beragam cara agar tetap bisa bertahan.

Alamsyah, 34, salah seorang pedagang ikan hias di Pasar Depok, Solo mengatakan, selama PPKM Darurat dua pekan lebih, dia sama sekali tak mendapat penghasilan.

BACA JUGA: Pidato Lengkap Presiden Jokowi soal PPKM Darurat Dilanjutkan

"Jualan online tidak lancar, tidak seperti teorinya. Untuk ikan pada banting harga. Soalnya pada butuh uang,” ujarnya seperti dilansir Radar Solo, Selasa (20/7).

Guna menyambung hidup, warga Kecamatan Banjarsari ini terpaksa menggadaikan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) kendaraannya.

BACA JUGA: Dalam 6 Bulan, 6,6 Juta Warga DKI Jakarta Dapat Vaksinasi Covid-19

“Bagaimana lagi, tidak ada pemasukan. Padahal pengeluaran jalan terus. Apalagi PPKM ini berbarengan dengan tahun ajaran baru anak sekolah. Anak saya dua, jadi bisa dibayangkan berapa uang yang harus keluar,” kata Alamsyah.

“Rakyat kecil sudah terpuruk makin terpuruk lagi. Mau ganti usaha tidak semudah itu, karena saat ini kondisi semakin sulit,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Tavip Harjono.

Dia mengaku keberatan dengan kebijakan PPKM Darurat. Namun, para pedagang tak bisa berbuat banyak.

“Kami sudah koordinasi dengan pemkot, sudah audiensi dengan dewan, tetapi tidak ada solusi. Waktu pemberlakukan PPKM kemarin, kami minta agar penutupan jangan sampai hari ini, tetapi nyatanya tidak dikabulkan,” urai Tavip.

Dia mengatakan, memang selama PPKM pedagang diperbolehkan datang ke kios untuk mengambil barang apabila ada yang laku ketika berjualan dari rumah. Namun, itu hanya sesaat, setelah itu pembeli juga surut. Karena selama ini mereka memilih beli langsung ke kios.

“Satu sisi kami menjerit, tetapi satu sisi kami hanya bisa pasrah menanti keputusan akhir seperti apa,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Head Marketing Pusat Grosir Solo (PGS) Reza Gisrang. Pihaknya juga masih menanti kebijakan ke depan seperti apa agar ada kepastian bagi pedagang.

Terkait soal apakah nanti ada kelonggaran sewa kios bagi tenant yang tutup selama PPKM darurat, Reza belum bisa menjelaskan karena masih dalam pembahasan internal manajemen.

“Kalau roda perekonomian berhenti, misal per hari saja kami asumsikan Rp 1 miliar untuk semua tenant, berarti tinggal dikalikan selama penutupan berlangsung sudah rugi berapa,” ujarnya. (atn/bun/ria)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler