PPP: Manfaatkan Zona Layak Investasi

Senin, 20 Februari 2012 – 00:41 WIB

JAKARTA -  Kenaikan rating Indonesia ke investment grade oleh Moodys semakin memperkuat pengakuan internasional atas capaian kinerja perekonomian nasional. Hal itu jelas akan memberikan banyak keuntungan bagi ekonomi Indonesia ke depan. Karena itu momentum ini harus ditopang oleh stabilitas politik yang kuat agar makin tercipta iklim investasi yang makin menguntungkan.

Hal ini dikemukakan Ketua DPP Partai Persatauan Pembangunan (PPP) Bidang Ekonomi dan Wirausaha, Aunur Rofiq saat membahas masa depan ekonomi dan perpolitikan Indonesia di Jakarta, Minggu  (19/2). Menurut Aunur, capain gemilang perekonomian ini merupakan hasil dari kerja keras dari berbagai kebijakan yang ditempuh selama ini yang didukung oleh peran serta para pelaku dunia usaha, sektor keuangan, dan masyarakat luas. Pencapaian tersebut jelas akan memberikan banyak keuntungan bagi perekonomian nasional ke depan.

"Namun yang menjadi tantangannya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan masuknya Indonesia ke zona layak investasi ini untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu mendorong penciptaan lapangan kerja lebih luas lagi," ujarnya.

Di sinilah, lanjut Aunur, letak penting langkah-langkah kebijakan lanjutan pemerintah saat ini, baik untuk tetap menjaga stabilitas makreokonomi dan sistem keuangan, maupun untuk meningkatkan investasi dan kapasitas ekonomi nasional. "Tentunya, hal ini akan lebih mudah terealisasi jika dibarengi dengan penguatan stabilitas perpolitikan dan kepastian hukum di negeri ini," terangnya.

Sebagaimana diketahui, kenaikan rating Indonesia menjadi investment grade diraih melalui perjalanan panjang. Pada masa krisis Asia 1997/1998, rating Indonesia anjlok tajam 6 notch hanya dalam kurang dari setahun yaitu dari investment grade (BBB-) menjadi junk (B-). Ini berdampak pada merosotnya kepercayaan investor terhadap perekonomian nasional, sehingga terjadi gelombang penarikan modal dan terhentinya arus modal asing masuk ke Indonesia.

Pada saat yang sama, perekonomian mengalami resesi yang cukup dalam, dengan pertumbuhan minus 13 persen, sementara inflasi melonjak sangat tinggi hingga mencapai 68 persen Industri perbankan kolaps sehingga harus direkapitalisasi dengan biaya yang sangat besar.
Baru, kata Aunur, setelah selama 14 tahun melakukan reformasi di bidang ekonomi, keuangan dan politik, kenaikan rating Indonesia dari BB+ ke BBB- oleh Fitch pada akhir 2011 lalu mengonfirmasikan bahwa Indonesia saat ini dinilai layak menjadi tempat investasi dengan risiko yang relatif terkendali oleh investor internasional.
 
"Dengan kata lain, kenaikan rating ini memperkuat keyakinan bahwa di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi global belakangan ini, perekonomian Indonesia tetap memiliki ketahanan yang cukup baik," paparnya.
 
Apakah kenaikan rating tersebut meningkatkan arus modal asing ke Indonesia ke depan?  Aunur menjelaskan, secara teoritis, kenaikan rating akan menurunkan premi risiko dan meningkatkan minat investor asing dalam menanamkan dananya ke Indonesia, baik investasi dalam pasar keuangan seperti saham dan obligasi (investasi portfolio) maupun investasi di sektor riil (penanaman modal asing).

"Berkaca pada pengalaman Brazil memberikan jawaban positif, khususnya arus modal asing dalam bentuk PMA. Sejak mengalami kenaikan rating ke investment grade pada Mei 2008, arus masuk PMA ke Brazil terus meningkat dan bahkan tidak banyak terpengaruh terjadinya krisis Lehman Brothers pada Oktober 2008," terangnya.

Merujuk pada pengalaman Brasil ini lanjut Aunur, kenaikan rating Indonesia diperkirakan akan secara konsisten meningkatkan arus masuk PMA ke depan. Sementara dampak terhadap arus masuk investasi portfolio dalam jangka pendek dapat dipengaruhi oleh kondisi keuangan global, terutama dengan berlanjutnya krisis Eropa, meskipun secara tren akan secara jelas meningkat.

"Kemudian, agar dampak masuknya investor asing di sektor riil dapat dimanfaatkan secara optimal, perlu didorong sektor UMKM untuk berperanan, paling tidak mereka bisa menjadi partner sebagai pemasok. Secara jangka panjang,  perlunya Pemerinta mendorong pengembangan dan penciptaan wirausaha baru," pungkasnya. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berharap Teguhkan Proporsional Terbuka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler