"Terlalu elit, sistem birokratis. Sedangkan Jokowi, lebih menyentuh sisi kemanusiaan," kata Yani, kepada wartawan, di gedung parlemen, di Jakarta, Senin (10/9).
Dia menambahkan, dengan pola pendekatan sisi humanis, Jokowi hadir di tengah masyarakat dan problem yang dihadapi rakyat. Sedangkan Foke, kata dia, pendekatannya menggunakan mesin parpol dan kekuatan birokrasi. Dia juga menyatakan, persepsi di masyarakat, Jokowi bisa hadir di problem yang tengah dihadapi mereka. "Tapi, belum tentu juga menyelesaikan problem itu," tegasnya.
Namun, tambah Yani, kalau Foke cenderung menjauhi masyarakat. "Saya sudah memberikan saran, kalau mau menang di putaran kedua harus lakukan perubahan pola. Saya belum tahu apakah perubahan itu dilakukan atau tidak, saya belum melihat," bebernya.
Dia mengajak masyarakat untuk cerdas, karena Jakarta ini problemnya begitu berat dan belum tentu bisa diselesaikan secara individual. "Paling tidak, pendekatan human touch penting untuk digunakan. Menghargai orang di atas dan di bawah, itu paling penting," ungkap Yani.
Dia menyatakan, keputusan PPP untuk mendukung Foke di putaran kedua, merupakan wilayah politik. "Kalau sudah keputusan politik, kita sebagai kader harus ikut," tegasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kantong Plastik APPSI Dipersoalkan Tim Foke
Redaktur : Tim Redaksi