PPP Sebut Survei LSI Bohong

Selasa, 16 Oktober 2012 – 08:42 WIB
JAKARTA-Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (Waketum DPP PPP), Hasrul Azwar menilai, hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI), bohong. Pasalnya, hasil survey enam bulan lalu justru menempatkan PPP dalam posisi partai yang bagus.

“Saya tidak mempercayai hasil survey itu. Karena memang terbukti beberapa kali salah. Sebagai contoh, kemarin Pilkada DKI katanya satu putaran, tapi ternyata dua putaran,” ujarnya kepada JPNNi di Jakarta, Senin (15/10).

"Enam bulan yang lalu survey-survey menyatakan kita paling bagus. Tapi kok tiba-tiba sekarang dikatakan paling tergerus?” imbuhnya lagi.

Hasrul melihat jika survey yang dilakukan LSI kali ini, lebih berdasarkan moment. Karena kalau dianggap paling terpuruk, buktinya empat partai Islam juga saat ini terbukti bisa menempatkan wakilnya di parlemen. Sementara dari 29 partai nasional, hanya lima partai yang mampu meraih kursi parlemen.

“Jadi kalau secara persentase, ini kan sudah bukti yang paling konkrit kalau partai-partai Islam itu lebih unggul. Itu (hasil survey,red), bohong. Karena faktanya kita jauh lebih unggul,” cetusnya.

Oleh sebab itu secara khusus terkait pilgub Sumut, Hasrul yakin calon Gubernur yang diusung PPP nantinya, dapat terpilih sebagai kepala daerah Sumut periode 2013-2018. “Di Sumut, PPP itu relatif sangat stabil. Karena konsolidasi, kaderisasi dan berbagai program kerja kita lainnya, itu bekerja dengan baik dan terus berjalan hingga saat ini. Jadi kita yakin pasti calon yang kita usung nantinya pasti unggul.”

Keyakinan ini juga didasari fakta, karena PPP di Sumut benar-benar menunjukkan diri sebagai partai dengan kekuatan menengah yang cukup mumpuni. “Karena PPP di Sumut juga memiliki stamina dan daya juang yang sangat tinggi.

Namun sayangnya hingga saat ini PPP belum juga memutuskan siapa calon yang akan diusung dalam perhelatan akbar terbesar di Sumut nantinya. Saat ditanya apakah hal ini karena PPP belum mendapat pinangan dari partai lain? Hasrul membantah dengan tegas.

“Karena kita ingin hasil yang maksimal. Makanya masih terus dalam pembahasan yang intens. Kalau soal ajakan berkoalisi, kita kan pro-aktif. Jadi tidak hanya menunggu, tapi juga aktif berkomunikasi dengan partai-partai lain. Jadi alasannya karena memang kita mau hasil yang terbaik,”ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, survey LSI yang diumumkan pada Minggu (14/10) menyatakan, lima besar perolehan suara didominasi partai nasionalis. Secara berturut-turut, Golkar (21,0 persen), PDIP (17,2 persen), Demokrat (14,0 persen), Gerindra (5,2 persen), dan Nasdem (5,0 persen) berada pada urutan lima besar.

Sedangkan empat partai Islam penghuni DPR yakni PKS, PAN, PKB, dan PPP, hasil survei LSI memprediksi terlempar dari lima besar. “Jika pileg (pemilihan legislatif digelar hari ini, tidak ada satu pun parpol Islam yang masuk lima besar perolehan suara. Capaian ini adalah yang terburuk sejak pemilu pertama pada 1955 digelar,” ujar peneliti LSI, Adjie Alfaraby.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja KPU dan Bawaslu Dicerca

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler