JAKARTA - Usul pemerintah terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) tingkat provinsi cukup dilakukan DPRD mulai direspons DPRFraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), misalnya, mengusulkan, sebelum hal itu direalisasikan, lebih dulu dilakukan moratorium pilkada langsung.
"Kita lakukan moratorium pemilihan langsung
BACA JUGA: Jelang Pilkada, Dana Bansos-Hibah Membengkak
Lalu, coba kita gelar penetapan kepala daerah oleh DPRD," kata M Romahurmuziy, sekretaris jenderal DPP PPP, di Jakarta, Sabtu (27/8).Menurut Romi sapaan akrab Romahurmuziy, usul penetapan kepala daerah oleh DPRD tidak hanya dilakukan di tingkat provinsi
BACA JUGA: Anas Jamin Setgab Koalisi Tetap Eksis
Moratorium itu penting dilakukan demi mengkaji seberapa efektif pelaksanaan pilkada langsung dengan pilkada penetapanDia menjelaskan, tingginya biaya pilkada langsung membuat kepala daerah terpilih berorientasi pada pengembalian rente
BACA JUGA: Hindari Permainan, Parpol Perlu Dibiayai APBN
Rata-rata, satu pilkada kabupaten/kota menghabiskan anggaran Rp 20 miliar, sedangkan pilkada gubernur bisa menghabiskan Rp 400 miliar"Rp 500 miliar"Kalau di Jawa, pilkada gubernur bisa mencapai Rp 1 triliun," ujarnya menggambarkan.Akibat praktik rente itu, banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsiBerdasar data yang disampaikan Kemendagri, 17 gubernur dan lebih dari 140 bupati/wali kota terjerat pidana korupsi"Jika dilakukan dengan penetapan, kecil kemungkinan terjadinya biaya tinggi itu," jelasnya.
Faktor mudarat lainnya, pilkada langsung selama ini menimbulkan konflik antarkomunitas yang tajamPersoalan baru yang muncul dalam pilkada adalah konflik sosial tidak hanya terjadi antarkomunitas, tapi juga di dalam komunitas sosial"Antar pimpinan NU bertengkar, antar-Muhammadiyah bertengkarPadahal, kita tahu, iklim sportivitas kita ini rendah," tegasnya.
Mudarat lainnya, tidak meratanya pembangunanRomi menyatakan, hal yang jamak terjadi, pembangunan lebih diutamakan bagi kantong-kantong yang mendukung kepala daerah"Karena itu, ada disparitas pembangunan, terutama di kabupaten/kota," ungkapnya.
Romi menambahkan, tidak ada salahnya lebih dulu dilakukan moratorium pilkada langsungSebab, tujuan demokrasi langsung demi kesejahteraan rakyat di daerah belum terjadiYang ada saat ini hanyalah bentuk kesejahteraan demokrasi secara prosedural"Yang maju hanya proseduralnya, bukan kesejahteraan rakyat," tegasnyaPilkada langsung, ujar dia, bisa dilaksanakan jika sudah tercapai kesejahteraan rakyat yang memadai(bay/c5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Tak Mau AS Campuri Capres 2014
Redaktur : Tim Redaksi