Prabowo Belum Bisa Disebut Representasi Tokoh Islam di Pilpres 2019

Rabu, 26 Juli 2017 – 17:37 WIB
Prabowo Subianto. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Serikat Kerakyatan Indonesia (Sakti) Girindra Sandino membenarkan, kesan yang muncul belakangan ini Prabowo Subianto dekat dengan umat Islam. Bahkan sejumlah basis umat Islam kemungkinan banyak yang akan berpihak ke Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut, jika nantinya maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

"Tapi saya tetap meyakini tidak semua orang Islam nantinya memilih Prabowo dan pasangannya," ujar Girindra kepada JPNN, Rabu (26/7).

BACA JUGA: Puan Maharani Dinilai Cocok Jadi Cawapres

Menurut Girindra, alasan tidak semua orang Islam memilih Prabowo dengan beberapa fakta. Antara lain, Prabowo belum bisa disebut representasi tokoh Islam meski dekat dengan umat muslim. Mantan Danjen Kopassus tersebut lebih tepat disebut tokoh nasionalis. Apalagi lahir dan besar dari keluarga yang benar-benar plural.

Selain itu, tokoh yang kemungkinan nantinya bersaing ketat dengan Prabowo, yaitu Presiden Joko Widodo, juga beragama Islam. Dengan demikian suara umat Islam tidak bisa diklaim seluruhnya akan diarahkan ke Prabowo.

BACA JUGA: MUI: Kami Ingin Memperoleh Masukan

"Saya kira selain Prabowo masih banyak tokoh muslim lain yang layak menjadi pemimpin bangsa Indonesia," ucapnya.

Girindra meyakini, pilihan penduduk Indonesia yang mayoritas muslim nantinya akan sangat ditentukan kemampuan pasangan calon dalam mengemas kampanye untuk merebut simpati masyarakat yang kemungkinan terbagi dalam lima segmen pemilih.

BACA JUGA: Pak SBY Itu Sahabatnya Prabowo, Teleponan Langsung Beres

"Pilpres nanti saya kira akan ada lima segmen pemilih. Yaitu, pemilih pemula, pemilih rasional, pemilih emosional, pemilih sosial dan pemilih situasional," katanya.

Pemilih rasional kata Girindra, biasanya fokus pada isu dan kebijakan kontestan dalam menentukan pilihan politik. Sementara pemilih emosional biasanya dipengaruhi perasaan tertentu. Seperti kesedihan, kemarahan, kegembiraan dan kekhawatiran.

"Jadi ditentukan oleh faktor personalitasnya. Sementara pemilih sosial merupakan kelompok yang mengasosiasikan kontestan pemilu dengan kelompok-kelompok sosialnya dan pemilih situasional merupakan kelompok pemilih yang dipengaruhi faktor situasional tertentu dalam menentukan pilihan. Mereka digerakkan oleh perubahan dan akan menggeser pilihan politiknya jika terjadinya kondisi-kondisi tertentu," pungkas Girindra.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah SBY Yakin Banget Demokrat Punya Calon untuk Pilpres 2019


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler