Prabowo Bintang Debat Cawapres

Selasa, 30 Juni 2009 – 22:35 WIB

JAKARTA -- Prabowo Subianto dinilai sebagai bintang acara debat cawapres putaran kedua yang berlangsung di Jakarta, Selasa (30/6) malamDirektur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuty menilai, keunggulan utama Prabowo adalah konsistensinya dengan konsep anti neoliberal

BACA JUGA: Mega-Pro Janjikan Askes Rakyat pada 2012

Konsep itu selalu dijadikan kacamata dalam melihat berbagai persoalan bangsa, khususnya yang ditanyakan moderator acara debat itu.

"Untuk debat kali ini, Prabowo lah bintangnya
Poinnya adalah karena konsistensinya pada ideologi yang sejak awal sudah diusung, yakni anti neolib

BACA JUGA: Prabowo Tak Berani Batasi Jumlah Anak

Konsep anti neolib ini  yang menjadi cara pandang dia dalam menjawab berbagai persoalan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Ray Rangkuty kepada JPNN, sesaat setelah menyaksikan acara debat.

Lebih lanjut Ray menilai, dari banyak penjelasan Prabowo, hal yang paling mengesankan dan sangat berpengaruh kepada publik adalah penjelasannya mengenai perlunya penjadwalan ulang utang luar negeri
"Pernyataan mengenai penjadwalan utang adalah puncaknya

BACA JUGA: Di Sesi Awal, Boediono Sindir Wiranto

Saya pikir, itu kredit poin," ulas Ray.

Sementara, untuk penampilan Wiranto, Ray menilai ada penurunan yang cukup drastisPasangan Jusuf Kalla itu, lanjutnya, terjebak pada keinginan tampil beda dan rileks di acara debat itu"Wiranto terlalu banyak pikiran untuk menampilkan gayaAkhirnya terlihat tidak enak," ujar RaylSedang untuk Boediono lebih buruk dari penampilan pertamanya

"Posisi Boediono selalu tak tegasTerlihat ragu-ragu mengungkapkan sesuatuBeliau benar-benar tampil sebagai calon pendamping (sebagai cawapresnya SBY, red)Penampilan yang datar memperburuk dirinya," ujarnyaSementara, mengenai target-target pencapaian oleh masing-masing kandidat, misalnya soal penyediaan asuransi kesehatan (askes) bagi rakyat, menurut Ray, sebenarnya tidak ada perbedaan antarketiga kandidat cawapres ituPerbedaan tahun tidak signifikan"Bahkan bisa saja sekedar beda," katanyaRay mengkritik penampilan moderator, Fahmi Idris, yang terlalu panjang berbicaraKritik lain, "iklan makin menjadi-jadi." (sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boediono Prioritaskan Pesantren


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler