jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei sejumlah lembaga selama ini menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto di urutan kedua setelah Presiden Joko Widodo.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi menilai, hasil survey tersebut menunjukkan Jokowi sulit dikalahkan pada Pilpres 2019 mendatang.
BACA JUGA: Gaya Komunikasi Masih Kaku, Prabowo Bakal Makin Tak Laku
Karena meski Prabowo di urutan kedua, hasil survei juga umumnya menunjukkan selisih suara keduanya terpaut cukup jauh.
Namun sisi positifnya bagi kubu Prabowo, hasil survei menunjukkan hanya Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut yang saat ini layak maju sebagai pesaing Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
BACA JUGA: Fadli Zon Yakin Sekali Mayoritas Rakyat Ingin Jokowi Diganti
"Nah sekarang bagaimana memanfaatkannya. Andai Prabowo dan elite-elite Gerindra bisa membangun komunikasi yang beradab dengan mengeluarkan kritik yang membangun, maka publik akan memberikan respons positif dan berdampak bagi naiknya elektabilitas Prabowo," ujar Ari kepada JPNN, Kamis (12/10).
Menurut Ari, dalam mengembangkan komunikasi dan kritikan yang membangun, kubu Prabowo bisa memanfaatkan isu-isu terkait kerakyatan. Misalnya, isu-isu seputar menurunnya daya beli dan tingkat pengangguran di masyarakat.
BACA JUGA: PSI Optimistis Bisa Calonkan Jokowi di 2019
"Saya kira dua itu tersebut sangat seksi untuk dijadikan amunisi Prabowo untuk menggerus popularitas Jokowi," ucap Ari.
Meski demikian Ari mengingatkan, bahwa pada Pilpres 2019 rakyatlah yang menjadi pengadil, menentukan mana tokoh yang tepat dipilih untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.
Para tokoh hanya mampu berupaya memengaruhi pilihan masyarakat lewat berbagai model kampanye yang dimainkan.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Infrastruktur Kelar 2018 Bukan demi Jokowi di 2019
Redaktur & Reporter : Ken Girsang