jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menantang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto segera mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2019. Tantangan dari Fahri itu sebagai respons atas pernyataan Prabowo yang mengaku masih berambisi menjadi presiden.
“Prabowo harusnya mulai melakukan deklarasi secara terbuka karena waktu sudah tidak terlalu lama,” kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/10).
BACA JUGA: Pengamat: Prabowo Sudah Berbuat Apa Mau Menyalip Jokowi?
Fahri menambahkan, banyak yang lupa bahwa Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 akan digelar bersamaan dengan pemilu presiden (pilpres). Pilpres dan pileg akan digelar pada April.
“Karena itu ini sudah tahun politik sebenarnya,” ungkap Fahri.
BACA JUGA: Boni Sebut Anies Berpeluang Saingi Presiden Jokowi, Tapi...
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, Prabowo sebagai ketua umum partai yang meraih posisi ketiga di Pileg 2014 memiliki hak untuk mencalonkan diri. Hanya saja, dengan asumsi presidential threshold 20 persen maka Partai Gerindra harus menjalin koalisi untuk bisa mengusung Prabowo sebagai capres di Pilpres 2019.
Sebenarnya, sambung Fahri, peluang PDI Perjuangan, Golkar dan Gerindra relatif sama karena harus menjalin koalisi untuk bisa mengusung peluangnya karena kemungkinan cuma memerlukan satu partai.
BACA JUGA: Anies Berpeluang Menyodok Jika Elektabilitas Prabowo Anjlok
“PDIP yang paling mudah, partai terkecil pun diambil dia (bisa) maju (capres). Golkar saya pikir seperti itu, Gerindra juga begitu,” katanya.
Fahri menambahkan, dari sekian banyak kandidat, Prabowo salah satu yang sangat layak karena dia memiliki partai yang masuk tiga besar peraih suara terbanyak di Pileg 2014. “Tentu kader Gerindra harus meresponsnya positif untuk mempersiapkan kemunculan Prabowo kembali,” saran Fahri.
Bagaimana dengan Prabowo yang sudah dua kali gagal di pilpres? Fahri menyerahkan perhitungan-perhitungan politik itu kepada Prabowo dan timnya.
“Kami tidak tahu. Jangan-jangan sudah bikin survei, sudah punya analisis tertentu ya. Kita ikut saja yang ada dan itu bagus,” paparnya.
Lebih jauh Fahri justru mendorong pihak-pihak yang keberatan dengan presidential threshold untuk menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Jika presidential threshold ditiadakan, lanjutnya, maka akan ada banyak calon presiden yang bisa dimunculkan.
“Ayo muncul semua, dan semua partai ayo mencalonkan orang-orangnya,” pungkas anggota tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Radjasa di Pilpres 2014 itu.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Bakal Jadi Capres? Lihat Saja Perjalanan Politiknya
Redaktur & Reporter : Boy