jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim mengatakan Prabowo Subianto paling berpeluang diusung menjadi bakal calon presiden di Pemilihan Presiden 2024.
Abdul Hakim menyatakan kesimpulan tersebut setelah melihat dua variabel yang biasa menjadi rujukan untuk menghitung peluang seorang tokoh diusung sebagai kandidat presiden.
BACA JUGA: Profil Niluh Djelantik, Kader NasDem yang pamit Seusai Pencapresan Anies, Ternyata Dia
Pertama, elektoral seorang tokoh berdasarkan hasil survei.
"Kemudian, dilihat dari seberapa besar peluang tokoh tersebut mendapat bording pass pencapresan dari sembilan parpol yang memiliki kursi di DPR, yang merupakan pemegang tiket,” ujar Abdul Hakim dalam keterangannya, Selasa (4/10).
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Terima Kasih Bro & Sis PSI
Menurut Abdul Hakim, dari sisi elektoral, hingga saat ini ada tiga tokoh yang selalu masuk tiga besar.
"Yakni, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Tiga nama ini menjadi kelompok terdepan yang jauh meninggalkan kandidat lain,” ucapnya.
BACA JUGA: Kasus Formula E Bikin Elektabilitas Anies Baswedan Jeblok?
Kemudian, dilihat dari potensi mendapatkan boarding pass dari parpol, baru dua nama yang terihat.
Yakni, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Prabowo didukung oleh Partai Gerindra dan Anies didukung Partai NasDem.
"Sementara Ganjar Pranowo hingga saat ini belum ada parpol yang menyatakan akan mendukungnya,” ucap Abdul Hakim.
Merujuk dua variabel yang ada, Abdul Hakim lantas menyimpulkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan memiliki peluang besar.
Lantas dari dua nama tersebut, Prabowo paling berpeluang mendapatkan tiket dibanding Anies.
Pasalnya, yang mendukung Menteri Pertahanan ini merupakan Partai Gerindra.
Pada Pemilu 2019 lalu partai ini menempati urutan kedua peraih suara terbanyak, mencapai 12,57 persen.
Sementara Partai NasDem yang mendukung Anies, hanya meraih 9,05 persen.
"Gerindra saya kira hanya butuh satu teman koalisi, kecuali berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)."
"Saat ini Gerindra sudah bergandengan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang komposisi kursinya sudah di atas 20 persen. PKB pada Pemilu 2019 lalu meraih 9,69 persen," ucapnya.
Menurut Abdul Hakim, Partai NasDem yang mendukung Anies butuh minimal dua teman koalisi, jika tidak berkoalisi dengan Golkar atau PKB.
Saat ini dua parpol disebut-sebut akan bekerja sama dengan NasDem, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS dan Partai Demokrat.
"Namun, koalisi hingga kini belum terbentuk. Kemungkinan karena adanya tarik-menarik yang cukup kuat dalam variabel siapa yang akan mendampingi Anies."
"Apakah menjadi hak PKS yang memiliki suara lebih tinggi dari Demokrat atau hak Demokrat yang memiliki kandidat internal dengan tingkat elektoral lumayan baik, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)."
"Apa malah menjadi hak Nasdem yang memiliki komposisi kursi dan suara paling tinggi di antara ketiga partai," ucapnya.
Abdul Hakim kemudian menyimpulkan Prabowo Subianto berada pada posisi paling nyaman untuk mendapatkan tiket pencapresan.
"Jadi, tinggal ditunggu saja siapa kira-kira yang akan menjadi kompetitor Prabowo Subianto di Pilpres 2024 nanti,” kata Abdul Hakim. (gir/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elektabilitas Tinggi, Erick Thohir Makin Dilirik sebagai Cawapres
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang