jpnn.com, JAKARTA - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, sejak awal menginginkan debat Pilpres 2019 dibuat sesulit mungkin bagi paslon.
Bahkan, pasangan yang diusung Koalisi Adil dan Makmur itu menginginkan paslon bisa didorong sampai batas kemampuannya.
BACA JUGA: Jangan Politisasi Tempat Ibadah, Jaga Situasi Kondusif Jelang Pemilu 2019!
“Sebenarnya Prabowo – Sandi menginginkan itu,” kata Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno (BPN Prabowo – Sandi), Harriyadin Mahardika dalam diskusi Debat Kedua, Pembuktian Kualitas Capres, Minggu (16/2) di Jakarta.
Harriyadin menyatakan, tidak hanya batas kemampuan intelektual saja, tapi juga psikologi, mental, dan hal lain. Menurut dia, hal ini nanti dapat menunjukkan siapakah pemimpin yang punya kualitas ketika dihadapkan pada situasi kritis dan penuh tekanan untuk mengambil keputusan.
BACA JUGA: Para Gus Siap Satukan Barisan Warga NU Dukung Maâruf Amin
“Publik sendiri bisa saksikan sekarang ini keputusan kadang-kandang diambil cepat, mendadak, dan bisa dibatalkan juga kalau salah,” jelas Harriyandin.
Karena itu, Harriyadin menyatakan bahwa Indonesia memerlukan seorang pemimpin yang memiliki ketenangan dan kejernihan berpikir dalam situasi apa pun, termasuk ketika menghadapi kondisi yang penuh tekanan.
BACA JUGA: Pengin Guntur Romli Dibui, Eks Anggota KPU Brebes Datangi Bareskrim
“Sehingga tidak sering merevisi keputusannya,” sindir Harriyadin.
Menurut Harriyadin, paslon yang diusungnya sebenarnya ingin ada pola debat seperti itu. Namun, kata dia, Komisi Pemilihan Umum atau KPU mungkin sudah punya frame tersendiri menyusun debat dalam rangka membuat lebih mudah dari sisi proses dan penilaian.
“Tapi, mudah-mudahan dalam debat pilpres lima tahun ke depan, bisa bawa perdebatan ke level lebih tinggi,” kata Harriyadin. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Digugat Kubu Prabowo, Kepala Daerah Makin Militan Dukung Jokowi
Redaktur & Reporter : Boy