jpnn.com, JAKARTA - Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sudah menyiapkan langkah melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan NKRI jika memenangkan Pilpres 2019.
"Yang akan kami lakukan jika menang nanti adalah melakukan reorientasi pembanguna dan pengelolaan RI," ujarnya saat Pidato Kebangsaan Prabowo - Sandi bertajuk Indonesia Menang di Plenary Hall, JCC Senayan, Jakarta, Senin (14/1).
BACA JUGA: Prabowo: Jangan-jangan 10 Tahun Saja Sudah Setengah Mati
Dia menjelaskan reorientasi adalah mengubah arah pembangunan dari yang tidak menjadi benar. Serta membela kepentingan bangsa Indonesia.
Reorientasi dan pengelolaan RI diperlukan. Sebab, bangsa yang kukuh, hanya bisa diwujudkan jika negara bisa melakukan beberapa hal. Pertama, swasembada pangan.
BACA JUGA: Prabowo: Inikah Negara yang Dicita-citakan?
Menurut dia, pemerintah harus mampu mengatur sehingga rakyat bisa memproduksi pangan sendiri. Masyarakat pun bisa makan dengan baik. "Tidak ada yang boleh kelaparan di Indonesia," kata Prabowo disambut tepuk tangan ribuan pendukungnya.
Kedua, negara hanya bisa kukuh kalau melakukan swasembada energi dan bahan bakar. Karena itu, Prabowo berujar, Indonesia harus bisa menghasilkan energi dan bahan bakar dari dalam negeri.
BACA JUGA: Prabowo Tidak Mau Indonesia jadi Bangsa yang Kalah
Ketiga, kata Prabowo, harus melakukan swasembada air. Prabowo menuturkan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meramal bahwa pada 2025, seluruh negara di bumi akan krisis air. Menurut dia, di Indonesia saja sekarang ini banyak daerah yang mengalami kesulitan air bersih. Prabowo mencontohkan, di Sragen, Jawa Tengah, yang hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam dari Solo, masih kesulitan air.
"Mereka sampaikan kepada kami, tim kami, tidak usah kirim kaus, baliho, spanduk, tapi tolong kirim tangki air," jelasnya.
Keempat, lanjut Prabowo, negara kukuh harus memiliki lembaga pemerintah yang kuat, bersih dan berintegritas. Dia menegaskan diperlukan hakim, jaksa, polisi yang unggul dan jujur.
Kelima, Prabowo menambahkan, negara kukuh membutuhkan angkatan perang yang unggul, tentara rakyat yang kuat dan setia. Dia menegaskan dibutuhkan tentara yang tidak kalah dengan negara lain. "Ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi bersahabat dengan negara lain," ujarnya.
Karena itu, Prabowo berujar akan mencontoh seniornya, Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah berhasil memimpin negeri ini 10 tahun.
"Pak SBY ajarkan kami 1000 kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Tapi kalau kita lemah, biasanya kita diinjak-injak," tambah Prabowo.
Lebih lanjut dia menuturkan, visi misi Prabowo - Sandi diberi nama Indonesia Menang. Sebab, tegas dia, Indonesia harus menang.
"Tidak boleh jadi bangsa yang kalah, tidak boleh jadi bangsa yang meminta-minta. Tidak mau bangsa utang terus, tidak mau bangsa tak mampu bela rakyat sendiri," paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pidato Kebangsaan: Prabowo Sebut Soeharto hingga SBY
Redaktur & Reporter : Boy