Prajurit Malaysia Ditemukan Setelah Hilang 17 Hari di Sarawak, Begini Kondisinya

Minggu, 07 Juli 2024 – 00:02 WIB
Ilustrasi pencarian orang hilang. (ANTARA/Altas Maulana)

jpnn.com - KUALA LUMPUR - Prajurit Tentara Angkatan Darat Malaysia Muhammad Syafiq Hilmi Abdul Halim yang hilang saat bertugas dalam Operasi UKUR di Limbang, Sarawak, perbatasan Malaysia-Brunei Darussalam, pada Selasa (18/6), ditemukan setelah 17 hari operasi pencarian. Prajurit tersebut ditemukan dalam kondisi selamat oleh tim pencari dan penyelamat (SAR).

Pernyataan resmi humas Markas Besar Tentara Angkatan Darat Malaysia diakses di Kuala Lumpur, Sabtu (6/7), menyebutkan bahwa Prajurit Syafiq yang berasal dari Batalyon 7 Resimen Perbatasan (Rs) yang bermarkas di Kamp Kidurong, Bintulu, ditemukan sekitar pukul 11.29 waktu setempat (pukul 10.29 WIB) oleh tim pencari dan penyelamat (SAR).

BACA JUGA: Tangkal Judi Online, Kodam Diponegoro Cek Ponsel Prajurit

Menurut pernyataan itu, Prajurit Syafiq telah berhasil menelusuri tanda-tanda petunjuk rute pencarian yang sengaja dibuat di sekitar lokasi pencarian hingga menemukan lokasi Forward Operation Base (FOB) Tim A.

Tim SAR menemukan Prajurit Syafiq dalam keadaan selamat berserta peralatan dan senjata, tetapi dalam kondisi lemah akibat kelaparan dan dehidrasi.

BACA JUGA: Perkuat Relasi Malaysia-RI, Ketua Menteri Melaka Bakal Berdialog dengan Prabowo Subianto

Perawatan awal telah diberikan tim medis di lokasi.

Tentara Angkatan Darat Malaysia (TDM) telah menghubungi keluarga Prajurit Syafiq dan akan menerbangkan mereka ke Sarawak.

BACA JUGA: Tingkatkan Perekonomian Lokal, Industri Kuliner Indonesia Jalin Kemitraan dengan Malaysia

Sejumlah instansi terlibat dalam misi pencarian dan penyelamatan tersebut, mulai dari pemerintah Sarawak, Tentara Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (TUDM), Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM), Departemen Pemadan Kebakaran dan Penyelamat Malaysia (JBPM), termasuk juga Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei (ABDB).

TDM, menurut pernyataan itu, akan membentuk lembaga penyelidikan untuk mengetahui secara pasti penyebab kejadian dan peningkatan pada Standard Operating Procedure (SOP) yang saat ini ada. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler