Prajurit TNI AU Tidak Cukup Hanya Pintar, tapi Kesatria

Minggu, 09 April 2017 – 14:15 WIB
Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto mengecek kesiapan pasukan saat peringatan HUT ke-71 TNI AU. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 71, Minggu (9/4), di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

HUT kali ini bertema “Dilandasi Jiwa Satria, Militan, Loyal dan Profesional, TNI AU Bersama Rakyat Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Negara Kesatuan RI”.

BACA JUGA: TNI AU Pamer Kekuatan, Gatot: Belum Semua Diperlihatkan

Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, peringatan HUT ini harus dijadikan sebagai introspeksi apakah sudah mampu memainkan peran, tugas dan fungsi sebagai penjaga kedaulatan negara di udara.

“Jujur harus kami akui bahwa masih banyak ruang yang bisa diperbaiki agar tugas yang diamanahkan negara kepada TNI AU bisa dijalankan sesuai dengan perundang-undangan,” kata Hadi di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (9/4).

BACA JUGA: Selamat Ultah ke-71, Swa Bhuwana Paksa....

Berangkat dari tema yang dipilih, Hadi melihatnya dari dua sudut pandang yakni untuk TNI AU sebagai introspeksi dan untuk kesejahteraan rakyat mendukung terwujudnya tujuan pembangunan nasional.

Dia menjelaskan, membangun suatu negara, ekonomi, teknik, pertahanan, tahap pertama dan utamanya adalah membangun jiwa. Dia menegaskan, jiwa prajurit yang menjaga dirgantara bukan hanya pintar. “Tapi,harus dilandasi dengan jiwa kesatria, militan, loyal, dan profesional,” tegas mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (Irjen Kemenhan) ini.

BACA JUGA: 132 Pesawat dan 1600 Personel Terlibat dalam HUT TNI AU

Dia menegaskan, pintar tidak dibarengi sifat kesatria, tidak akan bertanggung jawab. Pintar tanpa militansi, akan mudah menyerah. Pintar tidak punya loyalitas akan disetir. Karenanya Hadi menekankan kepada kepada anggota TNI AU agar selalu bertindak dan bersikap sesuai kode etik prajurit TNI yaitu satya marga, sumpah prajurit delapan wajib TNI dan sebelas asas kepemimpinan.

Hadi juga menekankan, keselamatan terbang dan kerja menjadi tolok ukur keberhasilan dalam setiap pengembangan tugas. Hadi minta prajurit selalu menempatkan faktor keselamatan terbang dan kerja sebagai prioritas utama dalam setiap pelakasanaan tugas. “Inilah yang saya maksudkan terkait dengan sudut pandang AU sebagai instrospeksi,” kata mantan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU ini.

Hadi menambahkan, ditinjau dari sudut pandang untuk kesejahteraan rakyat, maka TNI AU harus seiring dan sejalan dengan visi dan misi pemerintah yang dirumuskan ke dalam sembilan agenda prioritas yang dikenal dengan nawacita.

Di antaranya, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warganya. Untuk mengimplementasikannya, maka konsep gelar kekuatan harus mengacu kepada bentuk ancaman, baik potensial maupun faktual.

“Kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan gelar kekuatan yang merata sehingga mampu memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara karena ruang udaranya telah dijaga,” kata dia.

Selain itu, juga harus membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpecaya. Serta memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpecaya.

Karenanya, jebolan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 ini mengatakan, TNI AU perlu melakukan perbaikan di berbagai lini yang dirangkum dalam aspek perencanaan, keorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. “Keempat aspek tersebut harus dilaksanakan dengan tertib administrasi sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku,” kata mantan Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Joko Widodo itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tenis Mengantar Mbak Maylanie Jadi Anggota TNI


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
HUT TNI AU   TNI AU   TNI  

Terpopuler