Prajurit TNI Harus Paham dan Tularkan Ilmu Teknologi Digital, Keluarga Target Utama

Senin, 14 Agustus 2023 – 10:10 WIB
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI Provinsi NTT yang merupakan kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan TNI. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Prajurit TNI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diimbau bisa memahami ilmu penggunaan teknologi digital serta menularkannya kepada para sesama prajurit serta keluarganya.

Hal tersebut disampaikan Wakil Asisten Komunikasi dan Elektronika (Waaskomlek) Panglima TNI Brigjen TNI Indra Gumay Fitri dalam kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI Provinsi NTT yang merupakan kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan TNI pada 7 Agustus.

BACA JUGA: Brigjen Dody: Jangan Pernah Melupakan Perjuangan Prajurit TNI di Poso

"Kegiatan ini akan membawakan 4 pilar literasi digital. Harapannya para peserta mampu mengaplikasikan serta menularkan ilmu yang didapat kepada sesama prajurit maupun keluarganya,” tutur Indra dalam keterangannya dikutip Senin (14/8).

Pada pemaparan materi kecakapan digital oleh dosen Universitas AMIKOM Purwokerto Andi Dwi Rianto, disampaikan mengenai pentingnya kemampuan individu dalam menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, dan berpartisipasi aktif untuk menggunakan media digital.

BACA JUGA: Gandeng Komsos KWI dan KAM, Kominfo Gelar Seminar Literasi Digital untuk Pengguna Medsos

Dikatakannya penting untuk bisa mengetahui penggunaan media digital, terutama bagi TNI yang mana jabatan sebagai prajurit TNI melekat pada kesehariannya, termasuk istri dan anak yang juga satu kesatuan. 

Dia mencontohkan, ada anggota TNI dihukum karena media sosial yang dimiliki istrinya. Hal ini membuat TNI lebih aware untuk menyosialisasikan literasi digital kepada anggota keluarga.

BACA JUGA: KKN Literasi Digital Menyasar Seluruh Sekolah di Wilayah Magelang 

Pada kesempatan yang sama, Trainer Public Speaking Gatot Sandy turut menyampaikan materi mengenai etika digital, khususnya dalam konteks kehidupan digital pada era post-truth. 

Gatot menyampaikan bahwa di masa sekarang, persepsi seseorang, terutama public figure menjadi hal yang kerap dipercaya oleh publik, bahkan melebihi fakta itu sendiri.

Pada era post-truth, fakta bukan hal utama, tetapi persepsi seseorang mengenai sebuah fakta lebih penting dari fakta itu sendiri. Persepsi seseorang itu di mata publik kadang menjadi lebih penting. 

"Perang terhadap persepsi dan kebohongan ini harus dilakukan setiap hari. Satu fakta bisa dianggap sebuah kebohongan, sebuah kebohongan bisa dianggap satu fakta,” jelasnya.

Gatot juga menambahkan dengan kondisi tersebut, diharapkan akan menjadi orang yang berpikir, ‘mengapa?’ serta tidak buru-buru memberikan penilaian, tetapi mencari tahu ada apa di balik itu.

Kegiatan Literasi Digital kepada Prajurit TNI Provinsi NTT merupakan kegiatan lanjutan dari Literasi Digital kepada Prajurit TNI yang akan diselenggarakan di 5 titik. Kota Kupang sendiri menjadi kota pertama dalam pelaksanaanya. 

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya literasi digital di sektor pemerintahan dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kemenkominfo. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler