Prajurit TNI Wajib Menjaga Keamanan Informasi Digital, Penggunaan Kata Sandi

Senin, 20 November 2023 – 11:01 WIB
Prajurit TNI harus bisa menjaga keamanan informasi yang diakses di dunia digital. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus bisa menjaga keamanan informasi yang diakses di dunia digital. Termasuk penggunaan kata sandi yang kuat, menghindari sharing informasi sensitif melalui saluran yang tidak aman, serta penggunaan perangkat lunak terkini untuk melindungi sistem dan data.

Hal itu disampaikan Direktur Pemberdayaan Informatika Slamet Santoso dalam sambutannya pada kegiatan Literasi Digital Pemerintahan kepada prajurit TNI di Provinsi Lampung dikutip Senin (20/11).

BACA JUGA: Laksamana Yudo Temui Keluarga Penerbang Korban Jatuhnya Pesawat TNI AU

"Dalam dunia digital yang dipenuhi dengan informasi yang persebarannya cepat dan mudah diakses, prajurit TNI harus memiliki kemampuan untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum mempercayai atau bahkan membagikannya,” ucap Slamet.

Slamet menyebut prajurit TNI harus sadar akan keberadaan mereka di dunia digital, yang berarti harus memeriksa secara berkala aktivitasnya di media sosial untuk memastikan bahwa informasi yang sensitif tidak terpapar kepada pihak yang tidak berwenang. 

BACA JUGA: Detik-Detik Minibus Tertabrak KA Probowangi yang Menewaskan 11 Orang, Ini Daftar Korban

Salah satu pilar literasi digital, yaitu etika digital, juga harus diketahui oleh para prajurit TNI sehingga dapat memahami bahwa etika di dunia digital sama pentingnya dengan dunia nyata.

Prajurit TNI, ujarnya, harus mengikuti prinsip-prinsip etika digital dalam setiap tindakan mereka di dunia maya. Ini termasuk menghormati privasi orang lain, menghindari perilaku yang merugikan atau mengintimidasi.

BACA JUGA: UU ASN Baru Belum Jadi Solusi Terbaik, Honorer K2 Teknis Administrasi Merasa di-PHP

"Dan tidak menyebarkan konten yang melanggar hukum atau melanggar kode etik militer,” ucapnya 

Bukan hanya mengenai etika digital, prajurit TNI juga perlu mendapatkan pelatihan yang terkait dengan literasi digital, termasuk keamanan siber, penggunaan alat komunikasi digital, dan pengelolaan informasi digital.

“Meningkatkan literasi digital akan membantu prajurit TNI menghadapi tantangan yang muncul di dunia digital dengan lebih baik,” terang Slamet.

Pada kesempatan sama, Komandan Satuan Siber TNI Laksamana Pertama TNI Agus Rustandi mengatakan dunia maya merupakan lingkungan baru bagi semua orang.

Ruang digital tidak memiliki batas, sehingga hampir seluruh aktivitas di dunia nyata juga dilakukan di dunia maya yang tidak memiliki polisi ataupun tentara.

"Oleh karena itu, siapa yang menjadi polisi? Siapa yang menjadi tentara? Yaitu diri kita sendiri yang harus menjaga keamanan di dunia maya bersama-sama,” ucap Agus.

Dia menambahkan pengetahuan literasi digital, lalu menjadi sangat penting bagi semua pengguna interne terutama kepada para prajurit TNI.

Oleh karena itu Agus mengimbau agar kegiatan yang difasilitasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan TNI ini dapat diikuti dengan sungguh-sungguh sehingga dapat menularkan ilmunya kepada keluarga di rumah.

“Semoga apa yang disampaikan pada kegiatan hari ini bisa bermanfaat untuk kita semua agar kita menjadi benteng NKRI,” ucap Agus.

Melalui penyampaian materi Kecakapan Digital, Pengajar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Sofian Lusa menyampaikan bahwa, smartphone bukan hanya alat untuk berkomunikasi, tetapi saat ini fungsinya sudah setara dengan komputer karena melekat pada kegiatan sehari-hari.

“Saat ini kita perlu menjaga sebaik mungkin smartphone kita. Jangan sembarangkan menyambungkan perangkat ke wifi gratis, jangan juga klik link yang sumbernya tidak terpercaya, apalagi download aplikasi meragukan,” tuturnya.

Menyambung soal fungsi smartphone, sekarang ini juga turut membantu dalam pekerjaan. Data-data yang dimiliki, termasuk aplikasi seperti docs, excel, dan penunjang pekerjaan lainnya, terkadang tanpa disadari saling terhubung satu sama lain. Bukan hanya aplikasi, hal itu juga berlaku untuk sosial media.

“Jadi, jangan heran kalau bapak-bapak memiliki grup WhatsApp yang kemudian sedang membicarakan soal rencana berwisata ke Bali dan ketika membuka aplikasi media sosial, iklan-iklan soal hotel di Bali bermunculan, itu diviralkan oleh algoritma,” lanjut Sofian.

Sofian juga menyampaikan mengenai sikap skeptis di media sosial yang baiknya mulai diterapkan bagi seluruh penggunanya. Hal itu dapat menjadi benteng yang melindungi diri dari bahayanya internet seperti phising, hoaks, dinsinformasi, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat terjadi di ruang digital.

“Kita harus mulai waspada, hati-hati terhadap data-data penting yang kalau digunakan oleh orang lain bisa dimanfaatkan untuk membahayakan diri kita,” tutupnya.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada prajurit TNI yang berlangsung selama dua hari di tanggal 14-15 November 2023. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler