Praktik Akuakultur Dikhawatirkan Membahayakan Kehidupan Ikan

Kamis, 25 Maret 2021 – 18:13 WIB
Ilustrasi penangkapan ikan. Foto: Sinergia Animal

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 164 organisasi di seluruh dunia menggelar kampanye global "The World Day for the End of Fishing”, yang bertujuan mengajak masyarakat mengenai pola konsumsi yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam mengonsumsi ikan dan makanan laut. Indonesia termasuk yang ikut dalam kampanye tersebut pekan ini.

LSM internasional Sinergia Animal ikut serta dalam menyerukan aksi dan ikut memberikan alternatif resep dan ide yang mudah untuk menggantikan makanan laut dan ikan dengan opsi yang berbasis nabati untuk menyelamatkan hewan dan melestarikan lingkungan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jhoni Allen Gugat AHY, Jenderal Andika Turun Tangan, Semua Terekam Kamera

Organisasi ini bergerak pada perlindungan hewan yang didedikasikan untuk memerangi praktik terburuk industri peternakan di negara-negara dunia selatan dan mempromosikan pilihan makanan yang lebih welas asih. 

Kampanye ini dibuat oleh organisasi asal Swiss, Pour l'Égalité Animale “Untuk Kesetaraan Hewan”( PEA), pada 2016.

BACA JUGA: Lihat, Kapal Pencuri Ikan Berbendera Malaysia Ditenggelamkan, Dua Sekaligus

Tahun ini difokuskan pada dampak budi daya ikan, atau disebut juga dengan istilah akuakultur. Di Indonesia, Sinergia Animal menerbitkan e-book dengan 15 resep vegan yang terinspirasi dari resep makanan laut, yang tersedia untuk diunduh gratis di https://www.sinergiaanimalindonesia.org/resep-laut.

Organisasi tersebut juga menerbitkan materi edukasi mengenai topik tersebut di Facebook (https://www.facebook.com/sinergiaanimalindonesia), Instagram dan Twitter.

BACA JUGA: Ribuan Ikan Mati Diduga Akibat Aktivitas Pengeboran Minyak, Warga Menuntut Ganti Rugi

“Banyak konsumen percaya bahwa praktik akuakultur dipandang lebih berkelanjutan daripada penangkapan ikan di laut, padahal ini adalah kesalahpahaman besar. Budi daya ikan, udang, dan jenis hewan air lainnya sebenarnya bisa lebih berbahaya dan juga bertanggung jawab atas menipisnya keanekaragaman hayati di lautan," kata Fernanda, Direktur Kebijakan Pangan dan Kesejahteraan Hewan Sinergia Animal.

Menurutnya, hampir 1.100 miliar ikan ditangkap di laut setiap tahun hanya untuk memberi makan hewan budi daya seperti salmon yang notabene adalah karnivora atau tilapia yang merupakan jenis ikan omnivora.

Dalam kasus salmon, misalnya, diperkirakan dalam perhitungan industri, untuk menghasilkan 1 kg dagingnya, diperlukan lebih dari 800g ikan.

Jumlah ini bahkan tidak memperhitungkan bycatch, atau hewan laut yang secara tidak sengaja ditangkap dalam penangkapan ikan di laut.

Dia mengatakan akuakultur menyumbang 47 persen dari total produksi ikan di seluruh dunia. Ini diramalkan akan hampir melampaui total dari semua sektor perikanan tangkap pada 2024.

Sinergia Animal mengundang siapa saja yang peduli dengan dampak peternakan hewan untuk mempertimbangkan kembali apa yang mereka pilih untuk dimakan.

“Setelah mempelajari semua faktor ini, penting bagi masyarakat untuk mengetahui alternatif yang lain. Salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk mengubah kenyataan ini adalah meninggalkan produk hewani, termasuk hewan laut, dari piring kita,”  pungkas Fernanda. (flo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler