Praktik Kotor Sektor Perbankan Masih Tinggi

Minggu, 16 Oktober 2016 – 11:38 WIB
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA -- Ass of Certified Fraud Examiner (ACFE) mengungkap bahwa perbankan, pemerintahan dan sektor publik masih tetap menempati posisi terbanyak  praktik kecurangan kejahatan ekonomi dan keuangan.

Sedangkan industri minyak dan gas serta tambang menempati posisi teratas dari segi jumlah kerugian.

BACA JUGA: Indonesia Travel X-change Luncurkan Go Digital untuk Joglosemar

"Inilah profil praktik kecurangan secara internasional dan diyakini secara domestik di negara kita," kata anggota ACFE Tanggor Sihombing, Minggu (16/10).

Menurut Tanggor, tak heran sejak era 90-an kasus perbankan sangat mendominasi.

BACA JUGA: Ini 13 Operasi Tangkap Tangan KPK Selama 10 Bulan

Dia mencontohkan, kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang telah menjarah uang negara ratusan triliun, persekongkolan kredit bank yang melibatkan orang dalam dan korporat besar.

"Banyak kasus besar yang mencitrakan perbankan telah melindungi aset  dan kecurangan orang kaya," kata akademisi Universitas Pelita Harapan, itu.

BACA JUGA: DPD: Jonan-Archandra Mampu Mengurai Persoalan Sektor Energi

Ia menambahkan, jatuhnya orang-orang ternama di lingkungan industri migas  merupakan indikasi praktik kecurangan yang sangat besar di sektor itu. 

Contohkan, kata dia, SKK migas dan Petral yang telah ditutup karena diduga telah merugikan negara sangat besar.

Menurut Tanggor, praktik ini sangat subur oleh adanya konspirasi antara penguasa dan pengusaha.

"Akademisi menggugat, di mana peranan para auditor? sudahkah mereka menjadi bagian dari persekongkolan?" tanya  peneliti kecurangan dan kejahatan keuangan itu. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 27 Prajurit TNI Terbukti Gunakan Narkoba


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler