Pramono Jadi Doktor Setelah Teliti Rekan Sendiri

Motif Ekonomi Masih Dominan di Kalangan Politisi Senayan

Jumat, 11 Januari 2013 – 15:05 WIB
WAKIL Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo menyandang gelar akademik baru. Mantan Sekjen PDI Perjuangan itu meraih gelar doktor ilmu politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat.

Pramono dikukuhkan sebagai doktor setelah memertahankan disertasi berjudul Komunikasi Politik dan Pemaknaan Anggota Legislatif Terhadap Konstituen, dalam Sidang Promosi Doktor yang digelar di Aula Unpad, Jumat (11/1) siang, dengan predikat cum laude. Dalam disertasinya, Pram -sapaan Pramono- menguraikan hasil penelitiannya tentang rekan-rekannya di DPR RI.

Menurutnya, motif ekonomi masih mendominasi seseorang untuk menjadi anggota legislatif. "Penelitian ini menemukan terdapatnya motivasi berlapis dari anggota legislatif, yaitu motif utama pada kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi, serta beberapa motif turunan," kata Pramono saat memertahankan disertasinya.

Sedangkan motif turunan anggota legislatif antara lain ideologis, memerjuangkan sistem demokratis, aktualisasi sikap-sikap politik, atau memerjuangkan aspirasi kaum marjinal. Karenanya Pramono dalam kesimpulan disertasinya menyebut kuatnya motivasi kekuasaan dan ekonomi para anggota legislatif itu  juga berimbas pada kebijakan yang dikeluarkan DPR.

"Kuatnya motivasi kekuasaan dan ekonomi mengindikasikan pemahaman akan potensi lembaga legistlatif sebagai institusi sentral yang melahirkan sejumlah kebijakan yang dapat diarahkan secara politik dan ekonomi untuk menguntungkan pribadi, kelompok atau golongonnya," beber Pram.

Pramon merumuskan disertasinya setelah meneliti 21 rekannya di DPR yang disebut sebagai informan. Bertindak sebagai tim promotor bagi Pramono adalah Prof Dede Mulyana (Ketua) dengan dua anggota yakni Prof Engkus Kuswarno dan Prof Soleh Soemirat.

Meski sidang doktoral, namun suasana yang muncul justru terkesan santai dan sesekali diselingi gurauan. Sebab, beberapa kali contoh kasus yang disodorkan Pramono memang mengundang tawa. Misalnya saat Pramono menyatakan bahwa seseorang tokoh bisa lebih besar dan dikenal daripada partainya.

Pram mencontohkan Surya Paloh dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). "Publik lebih mengenal Surya Paloh daripada Rio Partrice Capella sebagai Ketua Umum NasDem," ucap Pramono yang disambut tawa karena sidang doktoral itu juga dihadiri Surya Paloh.

Contoh lain adalah Wiranto, yang dikenal sebagai Ketua Umum sekaligus simbol bagi Partai Hanura. "Tapi saya tak mau menyebut model partai lainnya yang Ketua Umumnya ada di sini," kata Pramono. Ucapan itu disambut tawa karena Megawati Soekarnoputri yang ketokohannya dianggap sudah melebihi PDIP, juga hadir pada sidang doktoral itu.

Contoh kasus lain yang mengundang tawa ketika Pramono menyebut sosok Ferry Mursydan Baldan, bekas politisi Golkar yang kini menjadi pengurus teras Partai NasDem. Menurut Pram, Ferry dikenal sebagai politisi yang rajin bekerja baik sebagai pengurus Partai Golkar maupun wakil rakyat di DPR RI periode 2004-2009. Namun ternyata hal itu tak cukup bagi Ferry untuk bisa terpilih lagi sebagai anggota DPR pada Pemilu 2009 silam.

"Calon yang sudah bekerja dari awal di DPR maupun di partai, bahkan jadi pimpinan Pansus RUU Pemilu seperti Ferry Mursydan Baldan, tidak terpilih dalam Pemilu. Malah kalah dari orang kemarin yang bukan siapa-siapa tapi punya uang," bebernya. Lagi-lagi pernyataan Pramono itu mengundang tawa termasuk Ferry yang juga duduk di deretan tamu undangan.

Karenanya pada bagian saran Pram menyarankan adanya revisi UU Pemilu untuk menggabungkan sistem proporsional terbuka dengan tertutup dalam penentuan caleg. Tujuannya, agar parpol bisa menempatkan kader-kadernya yang berkualitas tanpa mengesampingkan hak pemilih.

"Jadi parpol tetap bisa menggunakan kewenangannya untuk menempatkan kadernya di daftar caleg, tapi di sisi lain masyarakat juga tetap menjadi penentu terpilih atau tidaknya caleg yang diusung parpol," cetusnya.

Sejumlah tokoh hadir dalam sidang doktoral itu. Dari deretan politisi hadir Megawati, Jusuf Kalla, Surya Paloh, Marzuki Alie dan puluhan anggota DPR RI. Hadir pula Ketua BPK Hadi Purnomo, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, serta kolega-kolega Pramono lainnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Siap Hadapi Yusril

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler