Pratama: Kita Harus Mandiri di Teknologi Luar Angkasa, Energi Terbarukan dan Internet

Kamis, 12 Agustus 2021 – 05:30 WIB
Pakar keamanan siber dari CISSReC Pratama Persadha. Foto: ANTARA/HO-CISSReC

jpnn.com, JAKARTA - Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan 10 Agustus diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional sejak 1995 setelah adanya pesawat N-250 Gatotkaca.

"Kini di tahun 2021, apa fokus kita sebagai salah satu negara besar di dunia internasional?" kata Pratama dalam keterangannya Rabu (11/8).

BACA JUGA: Kementan Perkenalkan Teknologi Coating, Pengusaha: Mampu Dongkrak Bisnis Hortikultura

Dia menjelaskan bahwa Indonesia bisa fokus pada tiga hal, yakni energi terbarukan, internet dan teknologi luar angkasa.

“Indonesia bisa fokus pada 3 hal penting tersebut di era digital ini," ujarnya.

BACA JUGA: Cuitan Elon Musk dan Bos Twitter Dibeli Jutaan Dolar, Ini Kata CEO Indodax

Menurut dia, hal yang sama digunakan oleh Elon Musk untuk membangun bisnisnya dan sangat sukses saat ini.

Misalnya, untuk internet, Elon Musk membangun Starlink, solusi internet murah yang saat ini berjalan di Amerika Serikat dan Kanada.

BACA JUGA: Penjahat Siber Masih Menargetkan Serangan ke UMKM

Lalu, energi terbarukan ada Tesla dan Solar City.

"Soal luar angkasa, dia (Elon Musk) punya Space X yang menjadi backbone Starlink,” kata mantan chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC ini.

Menurut Pratama, Indonesia punya potensi itu semua.

Mulai dari energi terbarukan dengan solar cell, yang mana Indonesia mendapatkan matahari yang cukup sepanjang tahun.

Belum lagi dengan industri nikel dan baterai untuk modal mobil listrik.

“Jangan lupakan juga kita strategis di garis khatulistiwa yang membuat banyak keuntungan untuk satelit beredar di atasnya," jelasnya.

Dia menambahkan bahkan sejak 1977, negara-negara di garis khatulistiwa sudah meminta adanya kedaulatan luar angkasa.

Karena saat ini banyak satelit negara lain beroperasi di atas garis khatulistiwa dengan bebas.

"Karena itu perlu diperbanyak program peluncuran satelit karena kebutuhan makin meningkat, baik untuk pertahanan maupun kebutuhan ekonomi,” terangnya.

Menurut dia, Indonesia sendiri juga sudah memiliki Palapa Ring sebagai backbone internet.

Hal yang wajib dimaksimalkan agar dalam beberapa tahun mendatang, bisa menjadi faktor penentu naiknya ekonomi digital tanah air.

Dengan memaksimalkan program Palapa Ring, katanya, Indonesia juga bisa nantinya membangun berbagai aplikasi lokal yang memang dibutuhkan oleh masyarakat.

Mulai dari email, media sosial, marketplace, aplikasi chatting sampai solusi digital lain.

"Artinya, negara hadir memberikan stimulus berupa berbagai infrastruktur pendukung,” jelas pria asal Cepu, Jawa Tengah, ini.

Dia mengatakan di Hari Kebangkitan Kebangkitan Teknologi Nasional ini juga sebaiknya menjadi pengingat semua betapa pentingnya perlindungan data pribadi di era digital saat ini.

Pratama menuturkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi atau RUU PDP yang belum kunjung rampung, memperpanjang ancaman kepada seluruh masyarakat tanah air.

“Kami berharap ada banyak perbaikan perlindungan data pribadi, sembari menunggu UU PDP rampung," jelasnya.

Pihaknya berharap isu keamanan siber nanti menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam birokrasi maupun ekonomi.

"Kemandirian di dunia siber akan membuka jalan bagi Indonesia menjadi negara yang disegani masyarakat global,” tuntas Pratama. (boy/jpnn)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler