Presiden ACT Ibnu Khajar: Gaya Kepemimpinan Ahyudin Cenderung Otoriter!

Senin, 04 Juli 2022 – 22:22 WIB
Presiden ACT Ibnu Khajar menyebut gaya kepemimpinan Ahyudin cenderung otoriter, Senin (4/7). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengundurkan diri dari pimpinan lembaga kemanusiaan itu setelah 17 tahun memimpin.

Presiden ACT Ibnu Khajar yang menggantikan Ahyudin mengeklaim pihaknya melihat gaya kepemimpinan Ahyudin cendrung otoriter.

BACA JUGA: Presiden ACT Buka Suara soal Pengunduran Diri Ahyudin, Ternyata

"Gaya kepemimpinan beliau (Ahyudin, red) yang one man soul cenderung otoriter," kata Ibnu saat jumpa pers di Kantor ACT, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Senin (4/7).

Ibnu mengatakan karena kepemimpinan yang cenderung otoriter itu, sehingga pihak ACT merasa tak nyaman dan menasihati Ahyudin.

BACA JUGA: Petinggi ACT Diduga Tilap Uang Donatur, Begini Kata Novel Bamukmin, Jleb

"Organisasi tidak nyaman, sehingga Ahyudin dinasihati dan dia mengundurkan diri," kata Ibnu.

Sebelumnya, lembaga kemanusiaan ACT mengalami gonjang-ganjing akibat adanya penyelewengan dana.

BACA JUGA: Berita Terbaru Kasus Perselingkuhan AKP ZA dengan Istri Perwira, Ternyata!

Dalam pemberitaaan yang diterbitkan majalah nasional, menyebutkan eks Presiden ACT itu mendapat gaji Rp 250 juta per bulan.

Selain itu, Ahyudin juga mendapat fasilitas operasional berupa satu unit Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, dan Honda C-RV.

Adapun untuk jabatan di bawah Ahyudin mendapat gaji dan fasilitas yang tak kalah mewah.

Para petinggi ACT mendulang cuan dari anak perusahaan itu.

Selain itu, uang miliaran rupiah diduga mengalir ke keluarga Ahyudin untuk kepentingan pribadi, yakni pembelian rumah hingga perabot rumah.

Ahyudin bersama istri, dan anaknya pun disebut-sebut mendapat gaji dari anak perusahaan ACT.

Aliran dana oleh anak perusahaan itu pun diduga melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

Di sisi lain, dugaan penyelewengan dana  juga dilaporkan terjadi di luar Jakarta.

Di antaranya, dugaan penggelapan pada program Lumbung Ternak Wakaf di Blora, Jawa Tengah.

Lalu, ACT disebut mendapatkan dana Rp 135 miliar dari Boeing untuk membangun 91 sekolah.

Pembangunan sekolah itu bagian dari kompensasi Boeing kepada keluarga korban kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.

Namun, sebagian dananya dipakai untuk menutup pembiayaan ACT.

Pada Januari 2022 lalu, pendiri ACT Ahyudin pun mengundurkan diri seusai diminta oleh para pimpinan.

Ahyudin mengeklaim ada 40 orang mendatangi ruang kerjanya.

Dia mengeklaim rombongan itu memaksa menandatangani surat pengunduran diri hari itu juga. (cr3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bikin Malu Polri, 3 Polisi Dipecat, Kapolres Mengaku Sedih


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler