Presiden Buka-bukaan soal Kengerian Kondisi Ekonomi Global

Jumat, 05 Agustus 2022 – 14:58 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan saat ini kondisi ekonomi global dalam kondisi yang mengerikan. Ilustrasi/Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan saat ini kondisi ekonomi global dalam kondisi yang mengerikan.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi melemah, namun inflasi juga meningkat sehingga membuat harga sejumlah komoditas meroket.

BACA JUGA: Ekonomi RI Tumbuh 5,44 Persen di Triwulan II 2022

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 di Sentul, Jawa Barat, Jumat (5/8).

"Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan dunia pada kondisi yang mengerikan," kata Presiden Jokowi seperti disaksikan secara virtual melalui akun YouTube PPAD TNI TV, Jumat.

BACA JUGA: Terungkap, Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hingga Tembus 5,44 Persen

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyebut saat ini IMF dan Bank Dunia memprediksi ekonomi 66 negara bakal ambruk akibat dampak perang dan krisis pangan.

Menurutnya, sembilan negara secara bertahap telah berada dalam kondisi perekonomian yang sulit, kemudian disusul 25 negara, dan 42 negara.

BACA JUGA: Tren Pemulihan Ekonomi Nasional Meningkat, tetapi Perlu Mewaspadai Inflasi

"Ada 320 juta orang di dunia yang menderita kelaparan akut dan sebagian besar kelaparan karena perekonomian tidak hanya turun, tetapi juga anjlok," ungkapnya.

Jokowi menyebut negara-negara seperti Singapura, kawasan Eropa, Australia, sampai Amerika Serikat, juga ikut mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi.

Apalagi tingginya harga minyak dunia juga menyumbang peningkatan signifikansi inflasi yang merembet pada harga komoditas pangan dan lainnya.

"Amerika yang biasa kenaikan barang atau inflasi 1 persen, hari ini di posisi 9,1 persen, bensin naik dua kali lipat, Eropa juga sama," kata Presiden Jokowi.

Pemerintah Indonesia juga sudah menaikkan harga Pertalite menjadi Rp 7.650 per liter atau 10 persen dari harga sebelumnya. Padahal, dengan kondisi melonjaknya harga minyak dunia, seharusnya harga Pertalite dipatok hingga Rp 17.100 per liter.

Oleh karena itu, Pemerintah masih mengalokasikan anggaran hingga Rp 502 triliun untuk subsidi BBM.

"Naik 10 persen saja demonya saya ingat tiga bulan, kalau naik sampai 100 persen lebih demonya akan berapa bulan. Inilah yang sekarang dikendalikan pemerintah dengan subsidi. Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama," kata Presiden Jokowi. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ekonomi   Ekonomi global   Presiden   inflasi   Jokowi   BBM  

Terpopuler