Presiden Italia Terancam Dilengserkan Parlemen

Selasa, 29 Mei 2018 – 11:01 WIB
Presiden Italia Sergio Mattarella. Foto: Reuters

jpnn.com, ROMA - Pemilihan umum (pemilu) Italia baru berlangsung Maret lalu. Tapi, dalam waktu dekat, negara tersebut bisa jadi menggelar pemilu lagi. Itu terjadi karena Presiden Sergio Mattarella menolak kandidat menteri keuangan yang diajukan Giuseppe Conte, kandidat perdana penteri (PM) Italia. Akibatnya, kabinet baru tak kunjung terbentuk.

Penolakan Mattarella itu berbuntut panjang. Kemarin, Senin (28/5) League Party dan 5-Star Movement mengembuskan wacana untuk melengserkan sang presiden lewat mosi tidak percaya.

BACA JUGA: Pertemuan Trump - Kim Jong Un Bakal Dihadiri Pihak Ketiga

Di mata mereka, politikus 76 tahun itu sudah mengkhianati kepercayaan rakyat. Sebab, veto yang dia gunakan untuk mencegah Paolo Savona duduk di kursi menteri keuangan telah membuat pembentukan pemerintahan semakin panjang.

’’Sudah saatnya parlemen memakzulkan Presiden Mattarella,’’ kata Luigi Di Maio, ketua 5-Star Movement, sebagaimana dikutip Reuters kemarin.

BACA JUGA: Mayoritas Warga Irlandia Dukung Aborsi

Menurut dia, Mattarella telah menyalahgunakan wewenang sebagai presiden dengan tidak kunjung memberikan restu kepada kabinet baru. Apalagi, alasan penolakan Mattarella adalah karena Savona berpotensi memicu keluarnya Italia dari Uni Eropa (UE).

Senada dengan Di Maio, Ketua League Party Matteo Salvini mengancam akan mengerahkan massa ke jalanan untuk menggulingkan Mattarella dari kekuasaan.

BACA JUGA: Lira Terpuruk, Erdogan Salahkan Konspirasi Asing

’’Pemerintah harus segera menggelar pemilu dini. Hanya itu satu-satunya cara untuk menghindari kekacauan politik,’’ ungkapnya. Dia juga menambahkan bahwa Mattarella adalah antek Jerman dan Belgia (motor UE) yang membuat demokrasi mati suri di Italia.

Begitu kandidatnya ditolak Mattarella, Conte langsung mengembalikan mandat untuk membentuk pemerintahan kepada League Party dan 5-Star Movement.

Semula, dua kekuatan politik yang memenangi pemilu dan berhak membentuk pemerintahan baru itu mendaulat Conte sebagai PM anyar. Namun, karena sampai tiga bulan belum juga berhasil membentuk kabinet, Conte lantas putus asa.

Kemarin Mattarella lantas memanggil Carlo Cottarelli, yang sepaham dengannya soal posisi Italia dalam UE, ke istana presiden. Ekonom yang juga mantan petinggi Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) itu ditunjuk sebagai PM sementara. Cottarelli pun langsung ditugaskan untuk merancang pemilu dini dan merancang anggaran negara.

Cottarelli yang mendapat julukan The Scissors (gunting) pernah sukses memangkas utang pemerintah. Kini dia diminta melakukan hal yang sama.

’’Sebagai ekonom, saya harus mengakui bahwa kekacauan politik dalam negeri ini kian melemahkan pasar,’’ ujarnya sebagaimana dikutip Associated Press. Dia berjanji mengatasi krisis keuangan Italia dan menggelar pemilu pada akhir tahun atau awal tahun depan. (hep/c19/ano)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Korsel Bocorkan Rencana Amerika ke Kim Jong Un


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler