Presiden Jokowi Apresiasi Capaian Vaksinasi Pemkab Sumedang yang Terbaik se-Jabar

Rabu, 01 September 2021 – 16:09 WIB
Presiden Jokowi (tengah) saat memberikan arahan kepada Gubernur serta Forkopimda Jawa Barat dan Bupati/Wali Kota se-Jabar di Teras Pendopo Kabupaten Kuningan, Selasa (31/8). Foto: Humas Pemkab Sumedang

jpnn.com, SUMEDANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan apresiasi buat Pemkab Sumedang atas capaian vaksinasi terbaik di Jawa Barat yakni 245.116 jiwa dari jumlah 923.200 sasaran atau mencapai 26,55 persen.

Jokowi menyampaikan apresiasi tersebut ketika memberikan arahan kepada Gubernur serta Forkopimda Jawa Barat dan Bupati/Wali Kota se-Jawa Barat di Teras Pendopo Kabupaten Kuningan, Selasa (31/8).

BACA JUGA: Perintah Langsung Panglima, TNI AU Kerahkan Pesawat Hercules ke Papua Barat

Menurut Bupati Dony Ahmad Munir yang hadir dalam kegiatan tersebut, capaian vaksinasi tersebut merupakan hasil inisiasi dan kerja keras dalam mencari vaksin ke berbagai sumber agar masyarakat Sumedang mendapatkan vaksin demi terwujudnya herd immunity dari Covid-19.

“Pemerintah Daerah Sumedang mengucapkan terima kasih kepada AU, AL, Polda Jabar, anggota DPR RI Tb Hasanudin dan Farah Mutia, IKA Unpad, IPDN yang telah berpartisipasi mengalokasikan vaksin untuk warga Sumedang,” katanya.

BACA JUGA: Jessica Iskandar Datangi Polresta Denpasar, Bikin Heboh, Ada Apa?

Bupati Dony juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh 35 puskesmas, Urkes Polres Sumedang, Kesdim 0610 Sumedang, Urkes Brimob Polda Jabar, Tim Mobile Vaksin Dinkes, Pos Vaksin Dinkes, RSUD dan pihak lainnya yang bahu-membahu mendistribusikan vaksin kepada masyarakat Sumedang.

“Semoga seluruh masyarakat Sumedang bisa mendapatkan vaksin dan pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Tetap jaga protokol kesehatan, salam sehat,” ujarnya.

BACA JUGA: Ibu Rumah Tangga Berbuat Nekat, Korbannya 55 Orang, Ya Ampun

Wakil Bupati Erwan Setiawan beserta unsur Forkopimda Kabupaten Sumedang mengikuti pengarahan Presiden Jokowi secara virtual dari Pendopo Kabupaten Kuningan, Selasa (31/8).

Tampak hadir mendampingi Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan para bupati serta Wali Kota se-Provinsi Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam laporannya di depan presiden bersyukur karena saat ini keterisian rumah sakit hanya 16,9 persen yang merupakan sejarah terendah dalam Bed Occupancy Rate (BOR) di Jawa Barat.

“BOR rumah sakit kami di akhir Juli lalu mencapai puncaknya di angka 91 persen. Sekarang turunnya sangat jauh. Tingkat kematian juga di bawah rata-rata nasional 1,9 persen, kasus aktif tinggal 3,28 persen atau 22 ribu pasien aktif, sudah tidak tertinggi lagi dibanding provinsi lain,” ucapnya.

Dikatakan gubernur, sesuai arahan Presiden, untuk meningkatkan kesembuhan dan mengurangi tingkat kematian ada program pengiriman obat gratis dananya dari APBD.

“Tingkat kepatuhan memakai masker terpantau di angka 91 persen, menjaga jarak 87 persen. Semua karena setiap hari pak kapolda, pak pangdam dan Satpol PP memonitor ruang-ruang publik dan melaporkannya melalui aplikasi. Jadi alhamdulillah kedisiplinan terjaga dengan baik,” ujarnya.

Dia juga melaporkan, PPKM di Jawa Barat mayoritas sudah di Level 3 dan sudah tidak ada lagi PPKM Level 4, serta sedang semuanya didorong memasuki PPKM Level 2.

“Karena kedaruratan sudah terlewati maka fokus kami sekarang adalah bekerja sama menyelesaikan vaksinasi. Seperti yang Bapak saksikan, vaksinasi terbagi oleh tiga pihak. Satu oleh pemerintah daerah, Kedua oleh TNI Polri, dan Ketiga dari organisasi profesi, organisasi politik, dan lainnya,” ujarnya.

Dia menerangkan, per 31 Agustus 2021 Jawa Barat baru mendapat 16 juta dosis vaksin padahal kebutuhannya mencapai 37 juta vaksin dari jumlah penduduk 50 juta jiwa.

“Kami membutuhkan 15 juta dosis vaksin per bulan sesederhana itu. Jadi kalau Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kesehatan bisa mengalokasikan 15 juta dosis vaksin perbulan. Kami bisa menyelesaikan bulan Desember 2021,” kata Ridwan Kamil.

Dikatakan gubernur, di bulan Mei 2021 rata-rata hanya 50 ribu dosis perbulan, di awal Agustus 2021 sudah naik ke 150 ribu dan saat Agustusan bisa melewati 200 ribu.

“Puncaknya dengan kekompakan kami semua, pada tanggal 28 Agustus 2021 kita mencapai Rekor MURI 420 ribu dosis vaksin perhari,” ucapnya.

Dia juga mengarahkan agar sekolah tatap muka bisa segera diselenggarakan tanpa harus seluruh siswanya divaksin dahulu.

“Yang terpenting protokol kesehatan dipenuhi di sekolah-sekolah atau pesantren. Bapak Presiden juga tentu memonitor di Jawa Barat (situasinya) kondusif, tidak pernah terdengar ada dinamika-dinamika sosail politik karena Covid-19. Kami rajin berkomunikasi secara Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh,” katanya.

Sementara itu, Presiden Jokowi dalam arahannya mengatakan, perkembangan kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai puncaknya di bulan Februari 2021 sampai di angka 12.800 orang per hari.

“Maret, April, Mei pernah turun secara nasional di angka 2.600 orang per hari. Tapi karena mudik dan varian delta, maka meloncat di 56 ribu di pertengahan Juli,” ucapnya.

Dikatakan Jokowi, pada saat itu Epidemiologi memperkirakan bahwa bulan Agustus bisa masuk ke angka 80 ribu, September bisa di 160 ribu dan kalau tidak bisa mengerem bisa seperti India di atas 400 ribu.

“Alhamdulilah (berkat) kerja keras, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten/kota, pusat dan semuanya (tidak terjadi). Saya melihat semua bergerak bersama-sama meyelesaikan ini sehingga pada hari kemarin itu menjadi 5.400 kasus secara nasional,” ucapnya.

Jokowi mengungkapkan, modal sosial dengan cara gotong royong, bekerja bersama-sama TNI dan Polri di depan yang mati-matian di lapangan ternyata efektif.

“Selalu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, begitu ada kurva yang naik di provinsi, datangi segera dan perintahkan pangdam, kapolda, kapolres, semuanya bersama-sama dengan Pemda harus diselesaikan secepatnya,” ujarnya.

Dia menegaskan agar semua tetap hati-hati jangan sampai hilang kewaspadaan terhadap virus Covid-19.

“Begitu kita kehilangan kewaspadaan, naiknya tidak terkendali, sulit dikendalikan. Kecepatan kita melokalisir, mengisolasi. Karantina baik wilayah yang terkecil,” katanya.

Jokowi mengungkapkan alasan PPKM Darurat ialah karena di peta penyebaran Jawa dan Bali semuanya zona merah.

“Tidak ada yang kuning, maupun hijau. Tidak ada pilihan lain memaksa kita. Lompatan kasus sudah mencapai 56 ribu. Tidak ada jalan lain selain PPKM Darurat sebuah keputusan yang berat,” katanya.

Dikatakan presiden, angka kematian di Jawa Barat dibandingkan nasional sangat rendah 1,95 persen.

“Tapi hati-hati Bandung ada tren kenaikan. Meskipun kecil, tapi tren ini harus dijaga. Meskipun masih jauh dengan rata-rata nasional,” ujarnya.

Dia juga mengatakan ketersedian oksigen dan obat-obatan di rumah sakit datanya bisa kelihatan semuanya.

“Bupati Wali Kota harus mengecek ketersediaan oksigen. Kita tidak bisa lagi bekerja makro, tetapi mikro juga harus kita ketahui. Oksigennya seperti apa, obat-obatan di rumah sakit itu harus dicek,” ucapnya.

Terkait vaksinasi, Presiden mengatakan agar Jawa Barat menjadi pioritas karena jumlah penduduknya yang paling besar di tanah air dan dia menjadikan Sumedang sebagai contoh yang baik dalam capaian vaksinasi.

“Saya kemarin ketemu bupati dan wali kota agar vaksinnya mohon dipenuhi. Saya senang mendengar di berbagai kota stoknya akan habis. Sumedang stoknya dua hari lagi akan habis. Itu bagus. Itu yang kita inginkan. Segera habiskan,” ujarnya. (jabarekspres/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler