jpnn.com, CIBUBUR - Presiden Joko Widodo ternyata kini mencoba memelihara domba. Dari lima ekor yang dibeli 10 bulan lalu, kini jumlahnya telah mencapai 11 ekor.
Secara hitung-hitungan ekonomi, hasil tersebut cukup memuaskan. Namun ketika dibanding dengan biaya perawatan yang dilakukan peternak lain, pengeluaran yang dikeluarkan presiden ternyata jauh lebih besar.
BACA JUGA: Asuransi Tanaman Padi Bikin Para Petani Happy
"Berarti di tempat saya kebanyakan. Dombanya sebelas ekor, tapi pekerjanya ada tiga orang. Belajar itu seperti ini (mencari informasi dari peternak,red). Jadi kalau cuma sebelas eko,r harus saya sendiri (yang merawat,red)," ujar Presiden Jokowi pada Jambore Peternakan Nasional 2017 yang digelar Kementerian Pertanian di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Minggu (24/9).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengemukakan pandangannya, setelah sebelumnya memanggil salah seorang peternak yang kini memiliki 206 ekor kambing, Sugiharto.
BACA JUGA: Kedatangan Mentan Ke Jateng Disambut Hujan
Pria asal Purworejo tersebut mengaku memilih keluar dari perusahaan kontraktor pada 2006 lalu dan mulai beternak dengan enam ekor kambing. Hasilnya, total kambing Sugiharto kini mencapai 206 ekor. Itu belum termasuk yang dijual setiap tahun.
"Pekerjanya ada tiga orang Pak, tugasnya membersihkan, memberi makan. Kalau kambing itu dijual rata-rata Rp 1 juta per ekor," ucap Sugihato.
BACA JUGA: Industri Pakan Ternak Maksimal Memanfaatkan Jagung Lokal
Mendapati penjelasan teraebut, presiden kemudian mengajak peternak mengembangkan peternakan dengan pola korporasi besar.
Caranya, peternak dapat membentuk kelompok-kelompok. Dengan demikian secara hitung-hitungan bisnis bisa menguntungkan dan memberi manfaat secara lebih luas pada masyarakat.
"Saya baru pelihara kambing, baru belajar, mencoba untuk mengetahui problemnya seperti apa. Nanti kemudian ternak sapi, tapi memang (beternak,red) tidak gampang," pungkas presiden.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Ajak Semua Komponen Bangsa Hargai Karya Petani
Redaktur & Reporter : Ken Girsang